BEIRUT – Untuk kedua kalinya dalam sebulan, parlemen Lebanon pada Kamis (13/10) gagal memilih kepala negara baru, saat masa jabatan Presiden Michel Aoun akan berakhir dalam waktu sekitar dua pekan.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Lebanon Nabih Berri mengumumkan penundaan sidang pemilihan hingga 20 Oktober setelah parlemen gagal mencapai kuorum untuk memilih presiden, menurut Kantor Berita Nasional Lebanon.
Hanya 71 dari 128 anggota parlemen hadir dalam sidang pada Kamis tersebut. Sementara, minimal 86 anggota, atau sekitar dua pertiga dari total anggota parlemen, diperlukan untuk memenuhi persyaratan kuorum.
Pada 29 September, parlemen Lebanon gagal memilih pengganti Presiden Aoun dalam sebuah sidang yang dihadiri oleh 122 anggota karena tidak ada kandidat yang mengantongi dua pertiga suara anggota parlemen.
Lebanon mengalami krisis keuangan yang parah. Negara tersebut saat ini sangat membutuhkan presiden baru yang mampu mendorong implementasi reformasi struktural untuk membuka jalan bagi kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beirut. (XHTV)