Roberta Metsola menyampaikan presentasi sebelum putaran pertama pemungutan suara untuk posisi Presiden Parlemen Eropa saat sesi pleno Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, pada 18 Januari 2022. (Xinhua/Zheng Huansong)
“Menyalakan pemanas dan penerangan di dua kompleks bangunan secara bersamaan di Brussel dan Strasbourg merupakan ejekan bagi para pembayar pajak,” kata Moritz Koerner dari kelompok liberal Renew Europe, seraya mengatakan bahwa kantor Strasbourg harus melakukan “hibernasi energi sesegera mungkin.”
BERLIN, 4 Oktober (Xinhua) — Sejumlah anggota Parlemen Eropa (European Parliament/EP) asal Jerman pada Selasa (4/10) mengkritik institusi mereka karena tetap beroperasi di dua lokasi, yakni di Brussel, Belgia, dan di Strasbourg, Prancis, di tengah melonjaknya harga energi.
“Sampai musim semi, kita seharusnya hanya mengadakan pertemuan di Brussel,” kata Peter Liese, anggota kelompok Partai Rakyat Eropa (European People’s Party/EPP) di Parlemen Eropa, kepada surat kabar Bild. Dia juga menyampaikan keresahannya dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola.
“Menyalakan pemanas dan penerangan di dua kompleks bangunan secara bersamaan di Brussel dan Strasbourg merupakan ejekan bagi para pembayar pajak,” kata Moritz Koerner dari kelompok liberal Renew Europe, seraya mengatakan bahwa kantor Strasbourg harus melakukan “hibernasi energi sesegera mungkin.”
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (tengah) menyampaikan pidato saat sesi pleno Parlemen Eropa di Brussel, Belgia, pada 20 Januari 2021. (Xinhua/Uni Eropa)
Meskipun Strasbourg adalah basis resmi Parlemen Eropa, komite dan kelompok politiknya biasanya mengadakan pertemuan di Brussel. Setiap tahun, hanya ada 12 sesi pleno, yang masing-masing berlangsung selama empat hari, yang digelar di Strasbourg.
Komisi Eropa saat ini sedang membahas persyaratan yang mengikat bagi negara-negara anggota untuk menghemat energi. “Kelangkaan energi global telah terjadi. Jadi, apa pun yang kita lakukan, satu hal yang pasti adalah kita harus menghemat listrik,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen bulan lalu.
Akibat krisis energi, UE baru saja memutuskan bahwa perusahaan-perusahaan energi yang mendapat keuntungan harus menyetorkan sebagian dari keuntungan surplus mereka di masa depan. Hal ini dimaksudkan untuk membatasi kenaikan harga listrik. “Kami menyepakati sejumlah instrumen yang baik dan efektif guna mengendalikan kenaikan harga listrik,” kata Menteri Perekonomian Jerman Robert Habeck pekan lalu.
“Semoga saja krisis yang terjadi saat ini akan membuat kita berpikir ulang,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pembayar Pajak Eropa Michael Jaeger kepada Bild. Perjalanan antara Brussel dan Strasbourg bagaikan “sirkus keliling” dan merupakan “bencana ekologis dan ekonomi.” Selesai
Foto yang diabadikan pada 1 Agustus 2022 ini menunjukkan pemandangan balai kota pada malam hari di Hanover, Jerman. Sejumlah bangunan ikonis di seluruh Jerman mengurangi penerangan pada malam hari guna menghemat listrik. (Xinhua/Joachim Sielski)