WARTABUANA – Terkait seruan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria agar warga Jakarta menggunakan transportasi umum, Robinson Napitupulu, Kader senior SOKSI menyatakan sangat mendukung dan berharap Pemprov meningkatkan kualitas dan kuantitas Trans Jakarta (TJ), dengan menjadi lebih user friendly.
Berdasarkan pengamatan Robinson, masyarakat luas masih ada keengganan untuk menggunakan TJ, karena jam datang dan keberangkatannya tidak menentu. Sehingga disamping kadang-kadang harus menunggu terlalu lama, masyarakat juga kurang bisa mengandalkannya Ketika mereka harus tepat waktu seperti ingin ke kantor atau berjanji dengan orang.
“Ironinya justru kadang-kadang ada 3 sampai 5 bus TJ yang beriringan lewat dalam kondisi kosong, seandainya diatur tiap bus berjarak 5 menit dengan bus yang lainnya, maka banyak pengguna TJ tidak harus berlarian karena takut ketinggalan bus dan takut harus lama menunggu bus berikutnya datang,” ungkap Robinson.
Menurut Robinson, walaupun TJ sudah memiliki 28 koridor dan jumlahnya akan terus bertambah sesuai pengembangan, tampaknya perlu dipikirkan segera ada rute khusus Point to Point, sehingga pengguna tidak harus pindah terminal bis yang jauh atau menempuh perjalanan yang memutar jauh, yang menambah waktu perjalanan yang lama dan melelahkan.
Mengingat, bila masyarakat luas lebih sadar dan mendukung transportasi umum yang di sediakan oleh pemerintah, disamping berguna mengurangi polusi yang makin meningkat setiap tahun nya, juga akan mengurangi jumlah konsumsi BBM yang pada giliran nya akan mengurangi dampak negatif dalam kenaikan BBM yang terpaksa dilakukan oleh pemerintah baru-baru ini.
“Agar masyarakat luas lebih bergairah menggunakan sarana transportasi umum maka ASN perlu memberi contoh, karena salah satu pengguna kendaraan pribadi adalah ASN sebagai mana tampak dari penuhnya tempat parkir Gedung-gedung pemerintah oleh kendaraan pribadi ASN, sehingga masyarakat yang mau parkir disana sering mengalami sulitnya tempat parkir,” jelas Robinson.
Data BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat, tahun 2021 jumlah pengguna TJ mencapai 98.882.818 Jiwa, sektor transportasi telah tumbuh 21.27 persen di kuartal kedua 2022 dan memberikan sumbangan positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5, 44 persen.
“Maka bila masyarakat luas lebih sadar dan berkenan menggunakan kendaraan umum, akan ada penghematan konsumsi bahan bakar dalam jumlah besar, jumlah subsisi pun juga akan berkurang banyak. Bahkan udarapun akan bersih dan terhindar dari polusi serta kebisingan hiruk pikuk suara kendaraan bermotor yang jumlahnya kini sudah mencapai 8 juta unit,” papar Robinson.
Mengenai Subsidi BBM yang dicabut, menurut Robinson memang pahit dan berdampak pada kenaikan harga BBM terasa bagi masyarakat luas terutama masyarakat marginal ke bawah. “Ke saya juga yang pensiunan PNS ini. Tapi kita sadar itu harus dilakukan oleh pemerintah. Mengingat kini dunia mengalami resesi ekonomi yang melanda hampir ke seluruh negara dengan tingkat inflasi di atas 9 % Indonesia masih rendah berkisar di antara pusaran angka 4 – 5 %,” katanya.
Data terakhir PT. Transportasi Jakarta (Transjakarta) melaporkan kenaikan penumpang harian setelah pemerintah menaikan BBM sejak 3 September lalu mencapai 5 persen. Kenaikan lebih tinggi ada di weekend sekitar 12 persen dan weekday 5 persen.
Jika seperti ini, perusahaan plat merah itu harus makin lebih memikirkan para penguna kendaraan umum agar lebih “user friendly” dan membantu menghemat konsumsi bahan bakar, membantu mengurangi subsidi, dan mengurangi polusi.
Robinson menekankan, jika masyarakat luas sadar begitu banyak manfaat menggunakan kendaraan umum, maka akan terjadi penghematan pengeluaran, mengurangi emisi gas rumah kaca, tidak perlu mencari tempat parkir, mendisiplinkan diri, bersosialisasi dengan lingkungan dan masih banyak lagi.[]