SYDNEY – Para peneliti Australia berhasil menemukan jantung berusia 380 juta tahun, jantung tertua yang pernah ditemukan, pada seekor ikan berahang purba, bersama dengan fosil perut, usus, dan hati yang terpisah, memberikan wawasan baru dalam evolusi biologis.
Kate Trinajstic, peneliti utama dari School of Molecular and Life Sciences di Curtin University dan Western Australian Museum, mengatakan penemuan itu luar biasa, mengingat jaringan lunak spesies purba jarang terawetkan, dan bahkan sangat jarang dapat menemukan pengawetan tiga dimensi (3D).
“Sebagai seorang ahli paleontologi yang telah mempelajari fosil selama lebih dari 20 tahun, saya benar-benar takjub dapat menemukan sebuah jantung 3D dan terawetkan dengan indah pada leluhur berusia 380 juta tahun,” kata Trinajstic dalam sebuah pernyataan.
Penemuan itu, yang dipublikasikan di majalah Science pada Jumat (16/9), adalah pertama kalinya model 3D dari jantung berbentuk “S” yang kompleks pada seekor arthrodire, yang terdiri dari dua bilik dengan bilik lebih kecil berada di atasnya, pernah ditemukan.
Arthrodiremerupakan spesies ikan berperisai (armored fish) yang telah punah dari periode Devonian yang berlangsung pada 419,2 hingga 358,9 juta tahun silam.
Berkolaborasi dengan para ilmuwan dari Organisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir Australia di Sydney dan Fasilitas Radiasi Sinkrotron Eropa di Prancis, para peneliti menggunakan teknologi mutakhir, seperti sinar neutron dan sinar-X sinkrotron untuk memindai spesimen tersebut, yang masih tertanam dalam konkresi batu kapur, dan mengonstruksi gambar tiga dimensi jaringan lunak di dalamnya.
Fosil-fosil tersebut dikumpulkan dari Formasi Gogo di wilayah Kimberley, Australia Barat, yang awalnya merupakan terumbu karang besar.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Sydney, Australia. (XHTV)