Seorang pelanggan memilih barang di sebuah pasar swalayan di Millbrae, California, Amerika Serikat, pada 13 Juli 2022. (Xinhua/Li Jianguo)
Lebih dari dua tahun setelah resesi akibat COVID-19 secara resmi berakhir, beberapa sektor belum menemukan pekerja yang mereka butuhkan untuk beroperasi sesuai kapasitas.
NEW YORK CITY, 15 September (Xinhua) — Ketika Amerika Serikat (AS) berhasil keluar dari pandemi COVID-19, para pemberi kerja berupaya keras merekrut karyawan. Namun, sementara permintaan barang dan jasa mengalami rebound, pasokan tenaga kerja justru menurun, yang menahan laju ekonomi, seperti dilaporkan The New York Times pada awal pekan ini.
“Lebih dari dua tahun setelah resesi akibat COVID-19 secara resmi berakhir, beberapa sektor belum menemukan pekerja yang mereka butuhkan untuk beroperasi sesuai kapasitasnya,” papar laporan itu.
Hanya pada Agustus jumlah angkatan kerja kembali ke tingkat prapandemi, yang berarti masih kurang jutaan orang dari yang semestinya jika angka itu terus tumbuh pada tingkat prapandemi, papar laporan tersebut.
Sederhananya, sebagian dari kekurangan itu disebabkan oleh jumlah kematian COVID-19, yakni lebih dari 1 juta orang, dengan sekitar 260.000 di antaranya belum mencapai usia pensiun, lanjut laporan itu.
Selain itu, penurunan tajam dalam imigrasi legal memangkas potensi tenaga kerja sebesar 3,2 juta, dibandingkan dengan arah lajunya sebelum 2017, papar laporan itu mengutip perhitungan para ekonom di J.P. Morgan. [Xinhua]