URUMQI – Zhao Hu adalah seorang dari kelompok etnis Xibe. Setelah lulus dari universitas, dia kembali ke kampung halamannya di Wilayah Otonom Etnis Xibe Qapqal di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, untuk mempelajari teknik pembuatan busur dan anak panah tradisional.
Jauh sebelum panahan menjadi cabang olahraga, busur dan anak panah digunakan sebagai senjata berburu oleh masyarakat Xibe.
Dengan dukungan dari pemerintah setempat, sebuah museum busur dan anak panah telah didirikan di Qapqal.
Sebuah studio produksi busur dan anak panah di museum itu juga ditawarkan kepada Zhao.
ZHAO HU, Perajin:
“Studio ini tidak memungut biaya. Saya tidak perlu membayar sewa studio. Saya juga menikmati subsidi bagi lulusan perguruan tinggi untuk memulai bisnis mereka sendiri, sekitar 5.000 yuan (1 yuan = Rp2.155) per tahun.”
Ke depannya, Zhao bertekad untuk terus mencari peluang dari budaya tradisional. Dia berencana menggelar serangkaian kegiatan seperti kursus budaya busur dan anak panah serta kegiatan bertema untuk orang tua dan anak-anak untuk mempopulerkan kerajinan tradisional ini.
“Dengan cara ini, saya berharap ini akan membantu lebih banyak anak dan wisatawan belajar tentang budaya busur dan anak panah tradisional Xibe dan menyebarkannya.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Urumqi, China. (XHTV)