BEIRUT – Bagian utara silo di Pelabuhan Beirut di Lebanon runtuh seluruhnya pada Selasa (23/8), menyebabkan awan debu yang masif.
Pelaksana Tugas Menteri Lingkungan Hidup Lebanon Nasser Yassin mengimbau penduduk yang tinggal di dekat pelabuhan untuk memakai masker saat debu tersebut menyebar.
Yassin menambahkan bahwa kementeriannya akan melakukan evaluasi lingkungan secara menyeluruh untuk pelabuhan dan kawasan sekitarnya sebelum melanjutkan pengerjaan bagian selatan silo tersebut.
NASSER YASSIN, Pelaksana Tugas Menteri Lingkungan Hidup Lebanon:
“Hasilnya tidak keluar hari ini tetapi tes yang telah dilakukan sebelumnya mengungkapkan bahwa kualitas udara setelah runtuhnya silo tersebut tidak berbahaya. Sama halnya dengan polusi udara yang terjadi di kota karena adanya generator. Namun, tes yang dilakukan, dan yang memakan waktu berhari-hari, untuk menguji sampel jamur mengungkapkan adanya sejumlah besar jamur dalam biji-bijian ini. Inilah sebabnya kami mengatakan bahwa kami ingin melakukan evaluasi lingkungan yang akurat untuk lokasi ini, waspada terhadap kondisi keselamatan umum dan kemudian kami mulai menyelesaikan masalah.”
Silo tersebut rusak berat akibat ledakan yang terjadi pada Agustus 2020.
Silo itu runtuh secara bertahap selama beberapa pekan terakhir setelah mengalami kebakaran yang terjadi akibat fermentasi 800 ton biji-bijian yang disimpan di dalamnya.
Bagian selatan silo tersebut masih berdiri, dan pemerintah berencana mempelajari bagaimana bangunan itu dapat distabilkan.
Dua ledakan besar mengguncang Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020, menewaskan lebih dari 200 orang, melukai lebih dari 6.000 lainnya, dan menghancurkan sebagian besar kota tersebut.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beirut. (XHTV)