Foto dari udara yang diabadikan pada 22 Agustus 2021 ini menunjukkan pemandangan hutan pertanian Saihanba di Provinsi Hebei, China utara. (Xinhua/Jin Haoyuan)
BEIJING, 23 Agustus (Xinhua) — Upaya China dalam hal aforestasi dan konservasi alam telah secara signifikan meningkatkan penyimpanan karbon dan mengurangi perubahan iklim dalam dua dekade pertama abad ini, menurut tim peneliti internasional.
Sejak tahun 2000 hingga 2020, kontribusi China terhadap mitigasi perubahan iklim melalui Solusi Iklim Alami (Natural Climate Solutions/NCS) mencapai 600 juta ton CO2 ekuivalen setiap tahunnya, mengimbangi 8 persen dari rata-rata emisi CO2 fosil tahunan pada periode yang sama, menurut studi yang belum lama ini diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change.
NCS mencakup strategi pengurangan karbon seperti menanam pohon serta merestorasi padang rumput, lahan basah dan lahan pertanian.
Untuk pertama kalinya, para ilmuwan dari China, Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris memperkirakan kapasitas mitigasi historis China dari proyek-proyek konservasinya pada periode 2000-2020.
Hasilnya sejalan dengan temuan pada 2019 yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Sustainability yang menunjukkan bahwa setidaknya 25 persen ekspansi vegetasi sejak awal 2000-an secara global terjadi di China, berdasarkan data dari satelit NASA.
Kontribusi China terhadap tren penghijauan global secara signifikan datang dari inisiatif konservasi dan perluasan hutan negara tersebut, menyumbangkan sekitar 42 persen dari total kontribusi penghijauan.
Sekitar 64 juta hektare pohon telah ditanam di China dalam satu dekade terakhir. Cakupan hutan di negara itu kini mencapai 23,04 persen, naik 2,68 poin persentase dari tahun 2012.
Dalam studi terbaru itu, para peneliti juga memprediksi potensi di masa depan pada periode 2020-2030 dan 2020-2060 melalui konservasi, restorasi, dan penyempurnaan manajemen hutan, lahan pertanian, padang rumput, dan lahan basah.
Potensi mitigasi yang dapat dicapai China pada tahun 2020-an diperkirakan mencapai 600 juta ton, level yang serupa dengan yang dicapai di Amerika Serikat dan jauh lebih tinggi dibandingkan di Kanada, menurut penelitian tersebut.
Ditambahkan pula bahwa sejak 2020 hingga 2060, NCS di China dapat membantu mengamankan lebih dari 1 miliar ton CO2 ekuivalen.
Sejumlah langkah awal yang diambil oleh China untuk mencegah erosi tanah dan meningkatkan panen biji-bijian ternyata menguntungkan bagi mitigasi iklim, kata Lyu Nan dari Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS), yang merupakan penulis utama makalah tersebut.
Manajemen irigasi di sawah mengurangi emisi metana, sementara penghematan pupuk nitrogen mengurangi emisi nitrogen oksida, imbuh Lyu. Metana dan nitrogen oksida adalah gas-gas rumah kaca yang penting.
“Potensi pengurangan karbon melalui teknologi berkurang karena biayanya terus meningkat,” kata Fu Bojie, penulis korespondensi makalah tersebut dari CAS.
“Namun, NCS dapat memainkan peran yang semakin signifikan dalam mencapai target netralitas karbon,” imbuh Fu.
China mengumumkan akan berusaha mencapai puncak emisi karbon dioksida pada 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060. [Xinhua]