SHANGHAI, Badan regulator pasar Shanghai baru-baru ini mengumumkan bahwa pihaknya meluncurkan sistem yang sama sekali tidak melibatkan kertas (paperless) yang memungkinkan para investor asing menyelesaikan proses aplikasi proyek dengan cepat dan “tanpa kontak” via internet.
Jason Ibrahim Dwi, warga Indonesia yang sudah bertahun-tahun tinggal di Shanghai, mengajukan aplikasi untuk mendaftarkan sebuah perusahaan konsultan manajemen di Shanghai baru-baru ini. Dia sudah pernah memperoleh lisensi bisnis elektronik di bawah sistem tersebut.
Jason pada awalnya berencana meresmikan perusahaan baru itu pada akhir Maret, tetapi rencana itu terganggu oleh lonjakan kembali COVID-19.
Jason Ibrahim Dwi, pebisnis asal Indonesia yang tinggal di Shanghai, sedang menjalani sesi wawancara dengan wartawan Xinhua. (Xinhua/Ding Ting)
“Beberapa orang pergi akibat COVID. Namun, beberapa orang lainnya juga datang karena Shanghai adalah lokasi yang bersifat sangat internasional, atraktif, dan nyaman untuk ditinggali.”
Jason menyelesaikan proses tersebut dan meresmikan Jiahe Ruixin Managing Consulting Co., Ltd beberapa pekan lalu, bersamaan dengan waktu penandatanganan kontrak jasa dengan salah satu mitra bisnisnya.
“Jika dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, kali ini prosesnya sangat efisien,” ujarnya. “Seluruh prosesnya, termasuk penerbitan lisensi bisnis final dan capnya, diselesaikan secara daring.”
“Shanghai akan selalu menjadi kota internasional, dan kota ini sangat atraktif dan nyaman,” ujarnya. “Saya rasa kota ini akan terus berkembang.”
Dahulu, para investor asing yang ingin berinvestasi dan mendirikan perusahaan di Shanghai wajib menyerahkan aplikasi dalam bentuk fisik, seperti materi sertifikasi dan kualifikasi entitas investor yang disahkan oleh notaris.
Sistem baru itu melayani permintaan penanganan paperless dan daring dari para investor asing selama pandemi COVID-19 serta mengatasi kebuntuan dalam layanan registrasi, menurut Administrasi Regulasi Pasar Shanghai.
Petugas dari balai Biro Industri dan Perdagangan Shanghai sedang memberikan penjelasan kepada pengunjung. (Xinhua/Ding Ting)
Pada Juni, Administrasi Regulasi Pasar Shanghai menyediakan layanan khusus untuk memungkinkan para investor asing mendapatkan kualifikasi secara daring. Sebelumnya, mereka harus menyerahkan materi sertifikasi dalam bentuk fisik di lokasi pendaftaran. Namun, epidemi membuat pergerakan manusia dan dokumen sulit dilakukan, terutama bagi investor asing, yang sebagian besar tinggal di luar China.
Melalui layanan daring, kanal daring yang cepat dan lengkap dibuat untuk para investor dari Hong Kong, Makau, dan warga negara asing yang memenuhi syarat untuk menangani sertifikat aplikasi mereka.
“(Layanan daring) ini membutuhkan peralihan dalam pola pikir administrasi, memungkinkan para investor asing untuk merasakan keuntungan dari transformasi digital layanan pemerintah,” kata seorang pejabat dari Administrasi Regulasi Pasar Shanghai.
Lembaga tersebut mengatakan akan memperluas layanannya hingga meliputi modifikasi dan pembatalan perusahaan investasi asing.
Shanghai masih memiliki daya tarik yang kuat bagi investor asing terlepas dari epidemi yang merebak. Investasi asing tidak pernah berhenti mengalir.
Selama epidemi, perusahaan ilmu material Amerika Corning menginvestasikan dana sebesar 10 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.960) untuk mendirikan kantor pusat regionalnya di Distrik Xuhui di Shanghai. Bain Capital, institusi investasi terkemuka di dunia, menetap di Waigaoqiao dan mendirikan YuanyiBiotechnology (Shanghai) Co., LTD., dengan modal tercatat sebesar 20 juta dolar AS. L ‘Oreal Group asal Prancis menginvestasikan dana sebesar 100 juta yuan (1 yuan = Rp2.233) atau setara 14,9 juta dolar AS untuk mendirikan perusahaan investasi pertamanya di China, yaitu Shanghai Meili Investment Co., Ltd. di Distrik Fengxian.
Shanghai terus meningkatkan lingkungan investasi asingnya. Hingga akhir Mei, kota tersebut mencatat 98.000 perusahaan investasi asing, jumlah tertinggi di negara China, menurut Administrasi Regulasi Pasar Shanghai.
Sebanyak 856 di antaranya merupakan kantor pusat regional milik perusahaan-perusahaan multinasional.
Hingga akhir Mei, Shanghai berhasil menarik 98.000 perusahaan investasi asing untuk menetap di kota tersebut, menduduki peringkat pertama di China, menurut data yang dirilis belakangan ini oleh Administrasi Regulasi Pasar Shanghai. Sebanyak 846 di antaranya merupakan kantor pusat regional milik perusahaan-perusahaan multinasional. Jumlah perusahaan investasi asing yang baru didirikan terus bertambah dengan laju stabil, yaitu 8.000 hingga 9.000 per tahun.
Selain sistem daring paperless, Shanghai juga merilis serangkaian kebijakan untuk membantu investor mengatasi berbagai tantangan lainnya.
Administrasi Regulasi Pasar Shanghai membuat katalog terstandar untuk cakupan bisnis perusahaan-perusahaan investasi asing di Shanghai dengan memetakan daftar negatif untuk akses pasar dalam katalog spesifikasi cakupan bisnis.
Berdasarkan katalog itu, Administrasi Regulasi Pasar Negara China memformulasikan versi nasional dari katalog tersebut dan mempromosikan pengalaman Shanghai ke seluruh penjuru negeri.
Kini, dengan mengisi katalog itu, perusahaan-perusahaan investasi asing dapat memenuhi persyaratan daftar negatif sekaligus kebutuhan bisnis mereka sendiri secara bersamaan.
“Kebijakan reformasi ini bukan hanya meningkatkan prediktabilitas akses industri, melainkan juga semakin mengurangi biaya pemenuhan kewajiban perusahaan-perusahaan investasi asing,” sebut para pejabat. [Xinhua]