Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato dalam sesi pleno Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg ke-25 di St. Petersburg, Rusia, pada 17 Juni 2022. (Siaran pers Kremlin)
Putin mengatakan bahwa Rusia tidak keberatan dengan langkah Ukraina bergabung dengan Uni Eropa (UE) karena bukan blok militer.
ST. PETERSBURG, 18 Juni (Xinhua) — Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan sikap dan kebijakan Rusia mengenai isu-isu politik dan ekonomi yang menjadi sorotan utama selama Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg ke-25 pada Jumat (17/6).
Pada sesi pleno forum tersebut, Putin mengingatkan bahwa lonjakan harga komoditas dan bahan baku terjadi jauh sebelum operasi militer khusus Rusia di Ukraina, menggarisbawahi bahwa situasi saat ini tidak ada hubungannya dengan Rusia namun disebabkan oleh “kebijakan ekonomi makro yang tidak bertanggung jawab selama bertahun-tahun” dari Kelompok Tujuh (G7).
Dalam pandangan Putin, beberapa negara Barat menganggap operasi Rusia di Ukraina sebagai “penyelamat yang memungkinkan mereka menyalahkan orang lain atas kesalahan perhitungan mereka sendiri.”
Berbicara tentang masa depan ekonomi Rusia, Putin mengatakan negaranya tidak akan pernah mengikuti jalan mengisolasi diri dan autarki.
Putin mengumumkan pinjaman murah guna meningkatkan produksi industri, menetapkan tugas menguasai semua teknologi penting untuk memproduksi produk-produk utama, dan meminta pemerintah membuat aturan fiskal baru demi memperkuat dasar pertumbuhan ekonomi.
Pemimpin Rusia tersebut mengatakan bahwa negara-negara Barat dengan “ilusi geopolitik yang usang” secara sengaja merusak prinsip-prinsip sistem ekonomi global.
Akibatnya, banyak hubungan perdagangan, produksi, dan logistik yang sebelumnya terganggu oleh pandemi COVID-19 kini dihadapkan oleh ujian baru, ujarnya kepada peserta forum.
Putin mengatakan terdapat perubahan revolusioner dalam geopolitik, ekonomi global, bidang teknologi, dan seluruh sistem hubungan internasional, namun beberapa negara Barat mencoba untuk melawan arah sejarah yang tak terhindarkan ini.
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri sesi pleno Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg ke-25 di St. Petersburg, Rusia, pada 17 Juni 2022. (Xinhua/Chen Qiang)
Mengenai kekurangan pasokan pangan global, Putin meyakini bahwa tugas terpenting seluruh dunia saat ini adalah meningkatkan pasokan pangan ke pasar global, termasuk ke negara-negara yang sangat membutuhkan.
Rusia, sembari memastikan ketahanan pangan dalam negeri, mampu meningkatkan ekspor makanan dan pupuk, katanya, seraya menjanjikan kesiapannya untuk berkontribusi menyeimbangkan pasar pangan dunia.
Putin menegaskan bahwa Rusia tidak menghambat ekspor makanan Ukraina.
Dalam pandangannya, “blitzkriegekonomi” terhadap Rusia gagal dan sanksi Barat terbukti menjadi senjata bermata dua karena UE dan perusahaan-perusahaan Eropa berpotensi menderita kerugian langsung yang sangat besar dari sanksi tersebut. Blitzkriegmerupakan strategi serangan kilat yang dilancarkan Nazi Jerman terhadap Eropa pada era Perang Dunia II.
Putin mengatakan bahwa Rusia tidak keberatan dengan langkah Ukraina bergabung dengan UE karena bukan blok militer.
Putin menyebut operasi militer khusus negaranya ke Ukraina merupakan keputusan yang “terpaksa dan perlu” bagi Rusia dengan latar belakang “risiko dan ancaman yang semakin besar terhadap kami.”
“Cepat atau lambat, situasi (terkait Ukraina) akan normal,” katanya, menekankan Rusia tidak mengancam siapa pun dengan senjata nuklir.
Sementara itu, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, yang juga menghadiri forum tersebut, mengatakan “Kami yakin bahwa membangun Eurasia yang damai, stabil, dan kuat secara ekonomi akan menjadi faktor kuat dalam pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan inklusif dalam skala global.”
Tokayev menyerukan langkah-langkah untuk mewujudkan potensi penuh kerja sama dalam kerangka kerja Uni Ekonomi Eurasia dan menyelaraskan proses integrasi Eurasia dengan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra China.
Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi mengatakan dalam pesan video bahwa dia berharap hasil forum itu akan memfasilitasi pencarian solusi yang efektif untuk masalah yang ada dan mengurangi dampak negatif dari krisis ekonomi global.
Penting untuk mempertimbangkan keprihatinan dan kepentingan semua negara, memastikan keamanan dan kesejahteraan rakyat, serta mempromosikan rasa saling pengertian jangka panjang terkait masalah-masalah politik, tambahnya. [Xinhua]