XIAMEN, Di kawasan laut di Teluk Xiamen, China timur, dua sosok putih dan abu-abu berenang riang sambil beberapa kali mengapung di permukaan dan berguling, serta melompat.
“Lihat! Yang berwarna putih itu Dabai, dan yang abu-abu itu bayinya. Dabai sedang bermain dengan bayinya,” tutur Wang Xianyan, seorang peneliti di Institut Oseanografi Ketiga di bawah Kementerian Sumber Daya Alam China yang berbasis di Xiamen, sambil menunjukkan sebuah video di telepon selulernya.
Dabai adalah seekor lumba-lumba putih China yang hidup di Teluk Xiamen. Mamalia ini diawasi dalam perlindungan negara kelas satu di China dan dimasukkan ke dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN) pada 2008.
Menurut Wang, meski disebut “lumba-lumba putih”, bayi yang baru lahir dari mamalia tersebut berwarna abu-abu.
Wang mengabadikan video tersebut pada April tahun ini. Sebagai peneliti lumba-lumba putih China selama lebih dari satu dekade, dia telah mengabadikan banyak sekali video maupun foto spesies lumba-lumba tersebut.
“Terdapat sekitar 60 hingga 70 ekor lumba-lumba putih di Teluk Xiamen. Saat berjalan di pantai, tidak jarang terlihat kepala beberapa lumba-lumba putih. Orang-orang yang tinggal di pinggir pantai sering melihat lumba-lumba putih dari balkon rumah mereka,” kata Wang.
Di Teluk Xiamen, lingkungan hidup lumba-lumba putih sangat bertumpang tindih dengan beberapa aktivitas manusia. Xiamen merupakan satu-satunya kota di China di mana orang dapat melihat lumba-lumba di dekat pantai. Di provinsi dan daerah lain, seperti Guangdong dan Guangxi, orang hanya dapat melihat lumba-lumba di laut terbuka setelah berperahu beberapa jam.
Melindungi lumba-lumba putih membutuhkan keuletan dan dedikasi selama puluhan tahun.
Menurut Cai Libo, Direktur Xiamen Chinese White Dolphin Amphioxus Nature Reserve Affairs Center, cagar alam lumba-lumba putih tingkat provinsi itu didirikan pada 1997 di Xiamen untuk menarik kembali mamalia langka tersebut. Pada 2000, cagar alam itu dinaikkan menjadi cagar alam tingkat nasional untuk spesies laut yang langka dan mencakup area total 7.588 hektare.
Selain area-area tertentu yang dilindungi, kebijakan-kebijakan pendukung telah ditindaklanjuti secara tepat waktu. Pada 2001, rencana pembangunan cagar alam nasional dan rencana perlindungan khusus untuk lumba-lumba putih China dirumuskan dan diimplementasikan. Otoritas di cagar alam itu juga memimpin dalam menyusun dan mengatur implementasi rencana aksi nasional untuk lumba-lumba putih China.
Sejumlah kebijakan, termasuk larangan mencari ikan, juga diterapkan guna mengurangi dampak aktivitas manusia pada lumba-lumba. Kebijakan ekologis seperti restorasi lahan basah bakau telah memperluas ruang hidup lumba-lumba putih.
“Lumba-lumba putih adalah predator teratas dalam ekosistem dan merupakan spesies indikator kesehatan ekosistem. Di Teluk Xiamen, area dengan aktivitas manusia yang tinggi, populasi lumba-lumba putih stabil dan terus meningkat jumlahnya, yang menunjukkan bahwa ekosistem di sini relatif sehat,” kata Wang. [Xinhua]