BEIJING, Anggota Dewan Negara sekaligus Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi pada Rabu (18/5) meminta Jepang untuk menghilangkan sejumlah gangguan yang merusak hubungan China-Jepang, dan untuk bekerja dengan China guna menjaga persahabatan yang telah diraih dengan susah payah.
Pernyataan itu diutarakan Wang dalam pertemuan virtual dengan Menlu Jepang Yoshimasa Hayashi.
Tahun lalu, para pemimpin tertinggi dari kedua negara telah mencapai konsensus penting dalam membangun hubungan yang memenuhi persyaratan era baru, kata Wang.
Wang mendesak kedua pihak untuk mengikuti konsensus tersebut sebagai pedoman dan memanfaatkan peringatan 50 tahun normalisasi hubungan diplomatik mereka tahun ini sebagai kesempatan untuk mengonsolidasikan landasan politik dari hubungan bilateral antara kedua negara, serta memelihara dan mengembangkan persahabatan yang telah dijalin kedua bangsa tersebut dengan susah payah.
Langkah negatif Jepang terkait Taiwan dan sejumlah isu lainnya yang menyangkut kepentingan inti dan perhatian utama China telah menjadi semakin nyata belakangan ini. Menanggapi hal itu, Wang meminta agar faktor-faktor yang mengganggu atau disruptif dalam hubungan bilateral dihilangkan sesegera mungkin.
Dia mendesak pihak Jepang untuk menghormati komitmen yang telah dibuat sejauh ini, dan mematuhi kepercayaan dasar antara kedua negara, serta tidak memberikan ruang bagi kekuatan-kekuatan yang mencoba merusak hubungan China-Jepang.
Menyinggung soal topik konferensi tingkat tinggi “mekanisme quadrilateral” antara Amerika Serikat (AS), Jepang, Australia, dan India yang akan diselenggarakan oleh Jepang bulan depan, Wang berkata bahwa yang menimbulkan perhatian dan sikap waspada adalah bahkan sebelum pemimpin AS tiba, argumen yang menyebut Jepang dan AS akan bersama-sama mengonfrontasi China telah santer terdengar.
“Jepang dan AS adalah sekutu, sementara China dan Jepang memiliki perjanjian damai dan persahabatan,” kata Wang, seraya mencatat bahwa kerja sama bilateral antara Jepang dan AS tidak boleh memprovokasi konfrontasi blok, apalagi jika itu merusak kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China.
“Kami berharap Jepang tidak membahayakan diri sendiri demi keuntungan pihak lain, dan tidak membiarkan dirinya diadu domba dengan para tetangganya,” kata Wang.
Sementara itu, Hayashi mengatakan bahwa Jepang dan China memiliki kepentingan bersama yang luas. Keduanya menikmati potensi besar serta prospek kerja sama yang juga luas.
Jepang siap bekerja sama dengan China untuk menghargai aspirasi awal dari normalisasi hubungan diplomatik, menjaga komunikasi yang terbuka, mengurangi kesalahpahaman dan kesalahan penilaian, serta menangani isu-isu sensitif dengan benar, sekaligus meningkatkan rasa saling percaya terkait politik, ungkapnya.
Kedua pihak juga saling bertukar pandangan mengenai isu-isu regional dan internasional yang menjadi perhatian bersama dan sepakat untuk melanjutkan komunikasi. Selesai