YERUSALEM – Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett pada Selasa (17/5) melakukan kunjungan resmi pertamanya sejak dirinya menjabat ke sebuah permukiman di Tepi Barat yang diduduki.
Bennett, yang juga merupakan pemimpin Partai Yamina yang propemukim, berpartisipasi dalam peringatan 45 tahun berdirinya permukiman Elkana.
Selama kunjungan tersebut, aktivis sayap kanan ekstrem dan pemukim Israel melancarkan aksi protes menentang pemerintahan koalisi Bennett yang mencakup beberapa mitra netral dan sebuah partai Islam.
Para pengunjuk rasa itu menuntut Bennett untuk mengundurkan diri, menyebutnya sebagai “pengkhianat” dan meneriakkan “Bennett, jangan jual Elkana kepada orang Arab,” seperti dilaporkan surat kabar berbahasa Ibrani Ha’aretz di situs webnya.
“Sebagai Perdana Menteri Israel, saya tidak ingin kelompok mana pun di negara ini hidup dalam ketakutan,” ujar Bennett. “Pemerintah adalah untuk kepentingan semua orang. Saya akan mengerahkan segala upaya yang ada untuk menyatukannya. Tidak ada yang dikecualikan kecuali mereka yang mengecualikan diri mereka sendiri.”
Bennett dilantik pada Juni tahun lalu sebagai PM Israel dari koalisi delapan partai yang rapuh. Dia mendapat kritik keras oleh pendahulunya, Benjamin Netanyahu, dan para aktivis nasionalis, yang menuduhnya mengabaikan ideologinya sendiri.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Yerusalem. (XHTV)