Per 18 Maret tahun ini, FDA dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS telah mengidentifikasi 60 kasus terkonfirmasi TTS, termasuk sembilan kasus fatal, papar FDA.
“Setelah melakukan analisis terbaru, evaluasi, dan investigasi terhadap sejumlah kasus yang dilaporkan, FDA telah menentukan bahwa risiko trombosis dengan sindrom trombositopenia (thrombosis with thrombocytopenia syndrome/TTS), sebuah sindrom pembekuan darah yang langka dan berpotensi mengancam jiwa dalam kombinasinya dengan tingkat trombosit rendah, dengan gejala yang timbul sekitar satu hingga dua pekan setelah pemberian vaksin COVID-19 Janssen, memerlukan pembatasan penggunaan resmi vaksin tersebut,” kata FDA dalam pernyataannya.
“Tindakan kami mencerminkan analisis terbaru kami tentang risiko TTS setelah pemberian vaksin ini dan membatasi penggunaan vaksin untuk individu tertentu,” kata Peter Marks, Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA.
Dia mengatakan bahwa FDA telah mengawasi dengan cermat vaksin COVID-19 Janssen dan kemunculan TTS pasca pemberiannya, serta menggunakan informasi terbaru dari sistem pengawasan keamanannya untuk merevisi otorisasi.
Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson sebelumnya diresmikan untuk penggunaan darurat di AS pada 27 Februari 2021.
Per 18 Maret tahun ini, FDA dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS telah mengidentifikasi 60 kasus terkonfirmasi TTS, termasuk sembilan kasus fatal, papar FDA. [Xinhua]