Indonesia mengharapkan investasi Jepang dalam proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan proyek energi terbarukan. Megaproyek ibu kota baru itu diperkirakan menelan biaya sekitar 32 miliar dolar AS.
oleh Nurul Ramadhan
JAKARTA, 1 Mei (Xinhua) — Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengharapkan investasi Jepang dalam proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan energi terbarukan.
Pesan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo kepada Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada Jumat (29/4), dalam kunjungan PM Jepang itu ke Indonesia sebagai bagian dari lawatannya ke negara-negara Asia Tenggara.
Megaproyek ibu kota baru itu diperkirakan menelan biaya sekitar 466 triliun rupiah atau sekitar 32 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.418).
Sebelumnya, SoftBank Group Jepang, salah satu investor terkemuka, dilaporkan siap menggelontorkan investasi tidak kurang dari 30 miliar dolar AS untuk pembangunan ibu kota baru tersebut namun menarik diri dari rencana itu pada Maret.
Jepang telah menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia selama bertahun-tahun, khususnya di sektor infrastruktur. Dari seluruh proyek gabungan Jepang-Indonesia yang sedang berlangsung, dua di antaranya adalah Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta di ibu kota saat ini dan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, di mana Jepang dan Indonesia menyetujui pinjaman tambahan dalam yen.
Jokowi juga mengharapkan lebih banyak proyek ekspansi dengan Jepang di sektor lain, seperti energi, industri semen, serta teknologi pertanian dan kesehatan.
“Dari segi energi dan lingkungan, saya berharap Jepang dapat membantu kami mempercepat agenda transisi energi melalui investasi dalam energi terbarukan, seperti hidrogen, biomassa, dan etanol,” kata Presiden Jokowi dalam sebuah konferensi pers gabungan dengan Kishida usai pertemuan mereka.
Jokowi juga menyampaikan harapan khusus kepada Kishida untuk akses yang luas bagi produk perikanan dan pertanian Indonesia agar bisa memasuki pasar Jepang.
Kedua negara juga sepakat mengatasi konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung dalam Kepresidenan G20 yang akan digelar di pulau resor Bali pada akhir Oktober, di mana Indonesia akan menjadi negara tuan rumah.
“Kami akan memanfaatkan Kepresidenan G20 sebagai katalis untuk mengatasi masalah kemanusiaan dan pemulihan ekonomi global. Perang di Ukraina harus segera diakhiri, dan kita harus bersama-sama menciptakan situasi yang kondusif sehingga kita dapat mencapai resolusi damai,” ujar Jokowi.
“Hingga saat ini, Jepang telah menerima berbagai pasokan, seperti batu bara, dari Indonesia, dan kami berterima kasih untuk itu. Untuk ke depannya, kami akan terus bekerja sama terkait konsep nol emisi,” imbuh Kishida. [Xinhua]