SANAA – Saat bulan suci umat Muslim, Ramadan, warga Yaman biasanya berkumpul dan menyantap penganan manis khusus bersama hidangan utama. Mereka tetap mempertahankan tradisi itu meski situasi ekonomi memburuk.
MOHAMMED AL-SHAMI, Warga Sanaa:
“Warga Yaman gemar menyantap penganan manis. Kami memiliki kebiasaan menyantapnya setelah berbuka puasa selama Ramadan. Kami juga suka menyantapnya pada bulan-bulan lain di sepanjang tahun. Kami menganggap penganan manis tradisional sebagai bagian dari hidup kami.”
Ramadan dikenal dengan berbagai macam penganan manis yang sangat menggiurkan. Rasanya hidangan berbuka puasa tidak lengkap jika dinikmati tanpa menyantap hidangan penutup.
YASER AL-SAMDI, Pemilik toko:
“Ada peningkatan signifikan untuk permintaan penganan manis selama Ramadan. Semua warga Yaman menyukai hidangan penutup selama bulan puasa.”
“Kami menyediakan banyak jenis hidangan penutup selama Ramadan karena kami tahu orang-orang akan membeli banyak penganan tersebut. Kami membuat kunafa, baklava, basbousa, shaabiyat, rawani, dan lain sebagainya. Kami menjual banyak penganan manis tradisional dan juga beberapa hidangan penutup khas barat.”
Yaman telah terperosok dalam perang saudara sejak akhir 2014 ketika milisi Houthi yang didukung Iran menguasai beberapa provinsi di bagian utara dan memaksa pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi angkat kaki dari Sanaa.
Perang tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang, memaksa 4 juta orang mengungsi, dan mendorong negara itu ke jurang kelaparan, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Sanaa.(XHTV)