Para tahanan di bawah karantina wilayah (lockdown) memiliki akses terbatas ke perawatan kesehatan medis dan mental, mandi, makanan yang memadai, program aktivitas, dan kunjungan, yang mengubah “pengalaman penahanan yang sudah menyedihkan menjadi siksaan,” kata lembaga nirlaba AS Solitary Watch dalam sebuah laporan baru-baru ini.
WASHINGTON, Karantina wilayah (lockdown) yang meluas, terutama didorong oleh pandemi COVID-19, membuat para tahanan di Amerika Serikat (AS) mengalami “kondisi tertindas”, ungkap lembaga nirlaba AS Solitary Watch dalam sebuah laporan baru-baru ini.
Seluruh sistem penjara federal, serta fasilitas di sejumlah negara bagian termasuk California, Illinois, Arkansas, dan lainnya, memberlakukan lockdowndalam dua bulan pertama 2022, menyebabkan kondisi serupa dengan sel isolasi yang biasanya digunakan untuk tahanan yang diberi label “berbahaya” atau sebagai hukuman karena melanggar aturan, kata laporan itu.
Para tahanan di bawah lockdownmemiliki akses terbatas ke perawatan kesehatan medis dan mental, mandi, makanan yang memadai, program aktivitas, dan kunjungan, yang mengubah “pengalaman penahanan yang sudah menyedihkan menjadi siksaan,” katanya.
Selain untuk mengendalikan pandemi, dalam beberapa kasus para pejabat mengatakan lockdownadalah reaksi terhadap perkelahian dan kekerasan di penjara, “walaupun insiden ini sering kali berasal dari kondisi tegang dan mengancam jiwa di fasilitas yang penuh sesak dan marak kasus COVID,” ungkap laporan itu.
Solitary Watch “menyelidiki, mendokumentasikan, dan menyebarkan informasi tentang meluasnya penggunaan sel isolasi di penjara dan rumah tahanan AS,” menurut situs resminya. [Xinhua]