YERUSALEM, Israel tidak akan mencabut lebih banyak pembatasan COVID-19 di tengah lonjakan kasus infeksi “di beberapa lokasi di seluruh dunia,” demikian disampaikan kantor perdana menteri negara tersebut dalam sebuah pernyataan pada Rabu (16/3).
Menyusul rapat konsultasi dengan para pejabat kesehatan, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Menteri Kesehatan Israel Nitzan Horowitz memutuskan bahwa kewajiban mengenakan masker tidak akan dicabut, namun langkah itu akan ditinjau kembali pada April, menurut pernyataan tersebut.
Selain itu, pemasangan sistem filter udara di ruang kelas akan ditingkatkan dan pemerintah akan melanjutkan kampanye vaksinasi yang menyerukan seluruh penduduk di atas usia 12 tahun untuk menerima dosis ketiga vaksin virus corona, lanjut pernyataan tersebut.
Pengumuman itu disampaikan sekitar dua pekan setelah Israel mencabut banyak pembatasan virus corona. Pada 1 Maret, pemerintah membatalkan skema Green Pass yang hanya mengizinkan orang-orang yang sudah divaksinasi untuk dapat masuk ke tempat-tempat umum.
Sebelumnya pada hari itu, Kementerian Kesehatan Israel mengumumkan pendeteksian galur (strain) baru virus corona, galur kombinasi dari garis keturunan Omicron BA.1 asli dan subvariannya BA.2, dari dua penumpang yang tiba di Bandar Udara Internasional Ben Gurion, ungkap kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Pada Rabu malam waktu setempat, kementerian itu melaporkan bahwa sebanyak 6.332 kasus baru COVID-19 dikonfirmasi dalam sehari sebelumnya, menambah total kasus infeksi di negara berpenduduk 9,2 juta itu menjadi 3.737.352. [Xinhua]