WASHINGTON, Dengan menetapkan target pertumbuhan ekonominya sekitar 5,5 persen pada 2022, China telah menetapkan “standar yang relatif tinggi” di tengah serangkaian tantangan baik di dalam maupun luar negeri dan membuka jalan bagi langkah-langkah stimulus lainnya di bulan-bulan mendatang, demikian menurut sebuah artikel yang dirilis oleh The Wall Street Journal pada Minggu (6/3).
Para ekonom mengatakan target itu sebenarnya merupakan peningkatan yang jauh lebih berat daripada target Produk Domestik Bruto (PDB) China 2021, mengingat distorsi statistik terkait COVID-19 tahun lalu dan hambatan yang dihadapi China, ungkap artikel tersebut.
Di bidang kebijakan moneter, artikel itu memaparkan bahwa bank sentral China dapat menurunkan suku bunga utama lebih jauh, “dengan inflasi yang tidak terlalu menjadi masalah di China daripada di Barat.”
“Dukungan kebijakan pemerintah untuk pertumbuhan harus lebih kuat dari tahun lalu,” kata artikel tersebut mengutip pernyataan Bert Hofman, direktur Institut Asia Timur di Universitas Nasional Singapura.
China akan membuat perubahan potensial “untuk menuangkan lebih banyak investasi ke energi hijau, yang akan membantu negara tersebut mencapai target iklim jangka panjangnya, sembari mendongkrak PDB jangka pendek,” tutur Iris Pang, kepala ekonom China di ING Bank, seperti dikutip artikel itu. [Xinhua]