WELLINGTON – Indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) Selandia Baru naik 5,9 persen dari kuartal Desember 2020 hingga kuartal Desember 2021, lonjakan terbesar sejak kenaikan tahunan 7,6 persen pada kuartal Juni 1990, kata departemen statistik negara itu Stats NZ pada Kamis (27/1).
Peningkatan 7,6 persen itu terjadi tak lama setelah Reserve Bank of New Zealand Act 1989 disahkan. Undang-undang tersebut mulai berlaku pada Februari 1990 untuk menargetkan inflasi yang tinggi dari dekade sebelumnya dan menjaga stabilitas tingkat harga secara umum dalam jangka menengah, menurut Stats NZ.
“Selandia Baru tidak sendirian, dengan banyak negara Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) lain mengalami inflasi yang lebih tinggi dibandingkan beberapa dekade terakhir,” kata manajer senior harga konsumen Aaron Beck dalam sebuah pernyataan.
Kenaikan harga meluas dengan 10 dari 11 sektor utama dalam keranjang CPI meningkat tahun lalu, dan hanya sektor komunikasi yang menunjukkan penurunan, papar Beck.
Pendorong utama inflasi tahunan berasal dari sektor perumahan dan utilitas rumah tangga, dengan harga untuk konstruksi dan sewa perumahan meningkat pada 2020 hingga kuartal Desember 2021, katanya. Dia menambahkan bahwa harga untuk pembangunan tempat tinggal baru melonjak 16 persen pada kuartal Desember 2021 dibandingkan dengan kuartal Desember 2020.
“Perusahaan-perusahaan konstruksi menghadapi masalah rantai pasokan, biaya tenaga kerja yang lebih tinggi, dan juga permintaan yang lebih tinggi, yang mendorong biaya pembangunan rumah baru,” ujar Beck, seraya mengungkapkan tingkat inflasi untuk harga konstruksi jauh lebih tinggi pada 2021 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kontributor inflasi tahunan terbesar berikutnya adalah dari sektor transportasi, dengan kenaikan harga bensin dan mobil bekas, tuturnya. Harga bensin naik 30 persen pada 2020 hingga kuartal Desember 2021.
“Harga bahan bakar mencapai level sebelum COVID di awal 2021 dan terus naik hingga mencapai rekor harga tertinggi,” ungkap Beck.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Wellington. (XHTV)