“Banyak negara miskin meminjam dalam bentuk dolar AS, membuat mereka rentan terhadap risiko ganda atas biaya pinjaman yang lebih tinggi dan melemahnya mata uang mereka terhadap greenback(dolar AS),” lapor The Guardian.
LONDON, Kekhawatiran telah meningkat seiring kemungkinan naiknya suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve untuk mengatasi inflasi yang akan memberi pukulan lebih keras terhadap negara-negara miskin saat pembayaran mereka kepada pihak kreditur berada pada tingkat tertinggi dalam dua dekade terakhir, seperti dilaporkan harian The Guardian.
Nilai pembayaran kepada pihak kreditur telah mencakup 14,3 persen dari total pendapatan pemerintah di negara-negara miskin pada 2021, naik dari 6,8 persen pada 2010 dan merupakan tingkat tertinggi sejak 2001, kata surat kabar Inggris tersebut pada Minggu (23/1), melansir data dari Jubilee Debt Campaign, sebuah badan amal asal Inggris.
“Banyak negara miskin meminjam dalam bentuk dolar AS, membuat mereka rentan terhadap risiko ganda atas biaya pinjaman yang lebih tinggi dan melemahnya mata uang mereka terhadap greenback (dolar AS),” imbuh harian tersebut.
“Krisis utang ini melucuti sumber daya yang dibutuhkan oleh negara-negara untuk mengatasi darurat iklim dan gangguan yang berkelanjutan dari COVID-19, sementara kenaikan suku bunga mengancam membuat negara-negara terperosok dalam utang yang jauh lebih besar,” ujar Direktur Eksekutif Jubilee Debt Campaign Heidi Chow, seperti dikutip The Guardian. Selesai