Harapan petenis peringkat satu dunia Novak Djokovic meraih rekor gelar Grand Slam ke-21 di Melbourne pupus setelah pengadilan Australia menguatkan keputusan untuk membatalkan visanya.
CANBERRA, Bintang tenis Novak Djokovic kalah dalam pertarungannya di persidangan untuk tetap berada di Australia dan berlaga di turnamen Australian Open.
Pengadilan Federal Australia pada Minggu (16/1) menolak permohonan petenis nomor satu dunia itu agar pembatalan visanya dibatalkan sehari sebelum dimulainya Australian Open, di mana Djokovic diharapkan akan mempertahankan gelarnya.
Dalam sebuah pernyataan, petenis asal Serbia berusia 34 tahun tersebut mengatakan dia “sangat kecewa” dengan keputusan tersebut, yang berarti dia “tidak bisa tetap berada di Australia dan berpartisipasi di Australian Open”.
“Saya menghormati putusan pengadilan dan saya akan bekerja sama dengan otoritas terkait kepergian saya dari negara ini,” katanya.
Djokovic memasuki Australia pada awal Januari menjelang Australian Open. Dia difavoritkan memenangkan gelar tunggal ke-10 dan menjadi petenis pria pertama yang memenangkan 21 Grand Slam.
Ketika visanya ditolak pada saat kedatangan, dia mengajukan banding dan penolakan visanya dibatalkan.
Namun, Menteri Imigrasi Australia Alex Hawke menggunakan kekuasaannya untuk membatalkan visa Djokovic untuk kedua kalinya.
Setelah putusan pengadilan pada Minggu, Hawke mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia “senang” bahwa keputusannya untuk membatalkan visa Djokovic dikuatkan.
“Saya menyambut baik keputusan bulat hari ini oleh Pengadilan Federal Penuh Australia, menguatkan keputusan saya untuk menggunakan kekuasaan saya di bawah Undang-Undang Migrasi untuk membatalkan visa Tuan Novak Djokovic demi kepentingan umum,” katanya. [Xinhua]