Video: Semua sandera berhasil keluar hidup-hidup dan dalam kondisi selamat usai standoff selama berjam-jam berakhir pada Sabtu (15/1) malam waktu setempat di sebuah sinagoge di Colleyville di Negara Bagian Texas, Amerika Serikat. (Xinhua)
FBI mengidentifikasi tersangka sebagai Malik Faisal Akram (44) yang memasuki AS dua pekan lalu melalui Bandar Udara Internasional John F. Kennedy di New York City.
HOUSTON, 16 Januari (Xinhua) — Seorang warga negara Inggris telah diidentifikasi sebagai tersangka yang menahan empat sandera di dalam sebuah sinagoge pada Sabtu (15/1) di Colleyville, Negara Bagian Texas, Amerika Serikat (AS) dan tewas di tempat setelah situasi standoffselama berjam-jam, demikian dilaporkan beberapa media setempat pada Minggu (16/1), mengutip berbagai sumber penegak hukum federal.
Keempat sandera, termasuk seorang rabi, berhasil keluar hidup-hidup dan dalam kondisi selamat.
FBI mengidentifikasi tersangka sebagai Malik Faisal Akram (44) yang memasuki AS dua pekan lalu melalui Bandar Udara Internasional John F. Kennedy di New York City, ungkap sejumlah laporan media.
Fox News Digital melaporkan bahwa Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan pemerintah Inggris mengonfirmasi kematian seorang pria asal Inggris di Texas pada Minggu.
Tidak ada bahan peledak yang ditemukan pada tersangka dan tempat kejadian, sebut laporan CBS News. Beberapa outlet media melaporkan sebelumnya bahwa tersangka mengklaim telah memasang sejumlah bom di beberapa lokasi di dalam sinagoge.
Saat ini, pihak berwenang sedang mengevaluasi kondisi kesehatan mental Akram dan menyelidiki apakah dia muncul dalam basis data penyaringan atau daftar pemantauan teroris, kata laporan itu.
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada wartawan pada Minggu bahwa pihak berwenang “tidak memiliki cukup fakta” untuk berspekulasi mengenai motif penyandera, seraya menyebut situasi standoff itu sebagai “aksi teror.”
“Saya rasa tidak ada informasi yang cukup untuk mengetahui mengapa dia menargetkan sinagoge itu atau mengapa dia bersikeras atas pembebasan seseorang yang telah dipenjara selama lebih dari 10 tahun, mengapa dia terlibat, mengapa dia menggunakan komentar anti-Semit dan anti-Israel,” ujar Biden kepada para wartawan.
Penyandera itu dilaporkan menuntut pembebasan Aafia Siddiqui, yang pada 2010 dijatuhi hukuman penjara 86 tahun karena percobaan pembunuhan dan penyerangan terhadap petugas AS di Afghanistan, dan sedang mendekam di penjara federal di Fort Worth, Texas.
“Krisis telah berakhir. Namun, ketakutan meningkatnya antisemitisme tetap ada,” cuit Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas di akun Twitter-nya pada Minggu.
Kendati demikian, FBI pada Sabtu malam waktu setempat mengatakan bahwa mereka yakin sang penyandera “hanya berfokus pada satu isu, dan itu tidak secara khusus terkait dengan komunitas Yahudi.”
Tidak ada indikasi “ancaman apa pun yang sedang berlangsung,” papar agen khusus FBI Dallas yang bertanggung jawab, Matthew DeSarno dalam konferensi pers, seraya menyebutkan penyelidikan itu akan memiliki “jangkauan global.”
“Saya bersyukur masih hidup,” kata Rabi Charlie Cytron-Walker, salah satu sandera yang ditahan selama sekitar 11 jam di sinagoge, lewat akun Facebook-nya, pada Minggu. [Xinhua]