Lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini di lokasi detensi ICE terjadi di tengah penyebaran cepat varian Omicron di seluruh negara itu, yang diketahui lebih mudah menular daripada galur-galur lain virus corona.
NEW YORK CITY, Jumlah kasus infeksi virus corona di kalangan imigran yang ditahan di pusat-pusat detensi Badan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai (Immigration and Customs Enforcement/ICE) Amerika Serikat (AS) telah melonjak 520 persen sejak awal 2022.
Pada Kamis (13/1), sebanyak 1.766 imigran sedang dipantau atau diisolasi di fasilitas detensi ICE karena infeksi terkonfirmasi virus corona, melonjak lebih dari enam kali lipat dari yang tercatat pada 3 Januari, saat terdapat 285 kasus aktif, demikian dilaporkan CBS News, mengutip statistik pemerintah AS.
Jumlah tahanan dengan kasus COVID-19 aktif mewakili 8 persen dari 22.000 imigran yang saat ini ditahan ICE di jaringan 200 pusat detensi, penjara county, dan penjara privat (for-profit prison) miliknya, menurut laporan itu.
Sejak awal pandemi, lebih dari 32.000 imigran telah teruji positif virus corona saat ditahan ICE, dan ICE sejauh ini melaporkan 11 kematian tahanan terkait virus corona, tambah laporan tersebut.
Lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini di lokasi detensi ICE terjadi di tengah penyebaran cepat varian Omicron di seluruh negara itu, yang diketahui lebih mudah menular daripada galur-galur lain virus corona.
Seorang pejabat senior anonim ICE membela respons pandemi badan tersebut, seraya menyebutkan bahwa mereka telah memperkirakan peningkatan infeksi karena varian Omicron, dan mengharuskan imigran untuk menjalani tes dan karantina selama 14 hari setelah memasuki fasilitas detensi.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat (14/1), ICE mengatakan tingkat kepositifan virus corona di beberapa fasilitas detensinya “lebih rendah, di beberapa tempat secara signifikan lebih rendah, daripada in komunitas lokal berkat tes COVID-19 yang ketat dan protokol karantina yang berlaku.” Selesai