XI’AN, Xi’an, ibu kota Provinsi Shaanxi, China barat laut, melaporkan 155 kasus terkonfirmasi COVID-19 dari penularan lokal pada Rabu (29/12), sehingga menambah total kasus menjadi 1.117 dalam kemunculan kembali COVID-19 di kota tersebut sejak 9 Desember.
Dari 155 kasus baru tersebut, 62 di antaranya ditemukan melalui tes asam nukleat massal dan 92 lainnya teridentifikasi di antara warga yang dikarantina di lokasi-lokasi rujukan, sedangkan satu kasus sisanya terdeteksi ketika orang tersebut sedang mencari bantuan medis, menurut konferensi pers yang digelar oleh pemerintah kota Xi’an pada Kamis (30/12).
Mulai Kamis pukul 10.00 waktu setempat, Xi’an meluncurkan putaran baru tes asam nukleat massal guna menskrining sebanyak mungkin infeksi. Sampai dengan pukul 14.00 waktu setempat di hari yang sama, sampel-sampel telah terkumpul dari 9 juta lebih warga.
Otoritas di Xi’an meningkatkan kebijakan pengendalian dan pencegahan epidemi mulai Senin (27/12), dengan meminta semua warga agar tetap berada di dalam ruangan dan menghindari kerumunan kecuali saat menjalani tes asam nukleat.
Wabah lokal di Xi’an masih berkembang dengan cepat, tutur He Qinghua, seorang pejabat Komisi Kesehatan Nasional China, yang mengutarakan soal masih tingginya risiko penularan di tengah masyarakat.
Menanggapi situasi yang suram ini, semua tempat wisata dan hiburan di Xi’an ditutup, sedangkan area umum di dalam ruangan yang berisiko menularkan juga menerapkan manajemen tertutup. Semua kendaraan bermotor, kecuali yang digunakan untuk tujuan pengendalian epidemi, telah dilarang beroperasi di jalanan.
Sebagian besar kereta penumpang dan semua penerbangan domestik ditangguhkan.
Karantina wilayah (lockdown) memberikan waktu untuk melakukan skrining yang luas. Dengan lebih dari 5.000 lokasi pengambilan sampel dan lebih dari 160.000 pekerja, tes asam nukleat di kota tersebut menjadi lebih efisien.
Pengurutan genom virus dari kasus-kasus baru teridentifikasi sebagai galur varian Delta, yang sangat homolog dengan kasus-kasus impor dari penerbangan yang masuk pada 4 Desember lalu.
Dalam tahap berikutnya, berbagai upaya akan dilakukan guna memastikan perjalanan pulang-pergi karyawan di perusahaan-perusahaan utama, serta memfasilitasi transportasi barang kebutuhan sehari-hari, ujar Chen Jianfeng, wakil direktur biro perdagangan di Xi’an.
“Walaupun sejauh ini lonjakan kasus belum berhasil diredam, lockdownakan menurunkan risiko penularan yang disebabkan oleh pergerakan warga, dan pembawa (carrier) tanpa gejala dapat sesegera mungkin terdeteksi melalui tes asam nukleat massal,” kata Zeng Lingxia, seorang profesor di fakultas kesehatan masyarakat Universitas Jiaotong Xi’an. [Xinhua]