CHANGCHUN, Sekitar pukul 05.00 dini hari, Ma Wenyan mengenakan jaket katun tebalnya lalu bergegas ke Danau Chagan, salah satu danau air tawar terbesar di China, yang suhunya mencapai minus 30 derajat Celsius.
Sekawanan kuda ikut menemani nelayan berusia 35 tahun itu, untuk membantunya menarik jaring ikan yang sarat hasil tangkapan keluar dari danau es di Kota Songyuan, Provinsi Jilin, China timur laut.
Selama berabad-abad, para nelayan yang tinggal di tepi Danau Chagan telah mempertahankan tradisi memancing di es, dengan mengebor lubang pada es yang tebal secara manual dan menurunkan jaring ke perairan yang dingin untuk menangkap ikan. Teknik ini telah terdaftar sebagai bentuk warisan budaya takbenda tingkat nasional.
Pada Selasa (28/12), festival wisatawan bertema memancing di musim dingin dibuka di Danau Chagan, menandai awal dari puncak musim memancing di musim dingin.
Lebih dari 20 kegiatan seperti kompetisi ski, pengamatan alam, dan lomba perahu naga es akan digelar selama festival tahunan itu, yang berlangsung hingga 28 Februari tahun depan, menurut Departemen Publisitas Kota Songyuan.
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2021/12/view-XAYmkD.jpeg)
Meski demikian, hanya beberapa dekade yang lalu, Danau Chagan adalah tempat yang sangat berbeda. Danau itu telah menyusut menjadi hanya puluhan kilometer persegi karena kekeringan dan penangkapan ikan yang berlebihan.
Untuk mengembalikan Chagan ke masa kejayaannya, pemerintah daerah mengambil berbagai langkah seperti mengalihkan air dari Sungai Songhua ke danau, menanam vegetasi di daerah sekitarnya, serta meningkatkan kualitas air danau.
Upaya ini pun berhasil. Kini, luas Danau Chagan mencapai 500 kilometer persegi dan sumber daya ikannya telah pulih kembali. Semakin banyak wisatawan berbondong-bondong ke sana untuk menikmati tradisi kuno memancing di es. Sejauh ini, Danau Chagan telah menerima lebih dari 1,8 juta pengunjung tahun ini, naik 29,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Pesona memancing di es di Danau Chagan terletak pada upaya untuk mempertahankan keutuhan budaya memancing nenek moyang kita dan meneruskan tradisi ini,” kata Cao Baoming, seorang pakar adat daerah.
Tradisi memancing yang populer itu telah membangkitkan banyak platform e-commercedan perusahaan jasa kurir. Penduduk di seluruh China dapat mencicipi ikan segar dari Danau Chagan kurang dari 48 jam setelah dipancing.
Dompet yang lebih tebal dan lingkungan yang diremajakan telah meyakinkan lebih banyak pemuda daerah seperti Ma untuk tetap tinggal di kampung halaman mereka. Dengan keterlibatan generasi muda di industri itu, mereka mengoptimalkan ukuran jaring ikan dan menjadikan penangkapan ikan di es lebih efisien, semua tanpa bantuan teknologi modern.
“Saya yakin Danau Chagan hanya akan menjadi lebih baik,” kata Ma. [Xinhua]