Akibat masalah pengadaan, perusahaan Jerman harus mempertimbangkan dan mengelola kenaikan harga. “Setidaknya satu dari dua perusahaan berencana menaikkan harga dalam tiga bulan ke depan,” kata Klaus Wohlrabe, Kepala Survei di ifo Institute.
BERLIN, Pada Desember, rekor 81,9 persen perusahaan manufaktur Jerman melaporkan kendala bottleneck dan masalah dalam pengadaan barang setengah jadi (intermediate product) dan bahan baku, kata ifo Institute pada Kamis (23/12).
“Manufaktur Jerman menghadapi paradoks,” kata Klaus Wohlrabe, Kepala Survei di ifo Institute. “Catatan pemesanan penuh, tetapi kelangkaan bahan berarti perusahaan tidak dapat meningkatkan produksinya sebagaimana mestinya.”
Jumlah perusahaan yang menghadapi masalah pengadaan bahan baku meningkat hampir di semua sektor. Produsen peralatan listrik Jerman terbilang yang paling terpengaruh, dengan 94 persen menyebutkan kendala bottleneck, kata institut itu.
Menurut sebuah survei anggota baru-baru ini yang dilakukan Asosiasi Produsen Listrik dan Elektronik Jerman (ZVEI), perusahaan mengungkapkan mereka paling terpengaruh oleh masalah kelangkaan barang setengah jadi.
“Penyelesaian cepat dari masalah kelangkaan ini belum terlihat,” kata ZVEI. Sekitar setengah dari perusahaan yang disurvei memperkirakan masalah tersebut akan berlanjut hingga pertengahan tahun depan, sementara separuh lainnya bahkan berasumsi bahwa situasi akan tetap genting untuk waktu yang lebih lama.
Adanya masalah pengadaan bahan baku ini membuat perusahaan-perusahaan Jerman mempertimbangkan dan mengelola kenaikan harga. “Setidaknya satu dari dua perusahaan berencana menaikkan harga dalam tiga bulan ke depan,” ujar Wohlrabe. [Xinhua]