Bagi BMW Group, China menjadi pasar tunggal terbesar mereka sejak perusahaan Bavaria itu memulai aktivitasnya di negara tersebut lebih dari 27 tahun yang lalu.
BERLIN, China menjadi penentu standar global bagi keterbukaan dan kerja sama internasional, seperti diungkapkan seorang anggota dewan manajemen BMW AG kepada Xinhua dalam wawancara baru-baru ini.
“Penguatan kerja sama internasional benar-benar telah aset yang berharga, baik bagi ekonomi dunia dan China,” kata Nicolas Peter, yang juga bertanggung jawab atas bisnis di China.
BMW yakin bahwa perdagangan global telah menjadi pendorong bagi kerja sama internasional, perdamaian, dan peningkatan kemakmuran selama beberapa dasawarsa terakhir, ujar Peter.
“Dari sudut pandang kami, China berada di jalur yang tepat dengan konsepnya: Bermanfaat bagi China dan akan tetap sangat penting bagi seluruh ekonomi global bahwasanya China mendukung keterbukaan dan kerja sama internasional,” imbuhnya.

Bagi BMW Group, China menjadi pasar tunggal terbesar mereka sejak perusahaan Bavaria itu memulai aktivitasnya di negara tersebut lebih dari 27 tahun yang lalu.
Merujuk pada peringatan 20 tahun masuknya China ke dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Peter mengatakan itu adalah kisah sukses yang menunjukkan bahwa perdagangan dan kerja sama global merupakan pendorong bagi kemakmuran bersama.
“BMW Group sangat menyambut baik kegiatan pemerintah China untuk lebih membuka pasarnya dan meningkatkan lingkungan bisnis. Kedua hal tersebut merupakan sinyal yang sangat menggembirakan bagi pasar dunia,” ujarnya.
Selain itu, Peter mengatakan bahwa ajang Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) merupakan cerminan sempurna dari kekayaan ekonomi China.
“Pada CIIE, Presiden Xi menegaskan kembali kebijakan China untuk meliberalisasi akses pasar dan mengurangi hambatan perdagangan. Pernyataannya semakin meningkatkan keyakinan kami pada pasar China.”
BMW Group telah berpartisipasi di semua empat edisi gelaran CIIE. Acara tahun ini digelar di Shanghai dan ditutup dengan total kesepakatan tentatif senilai 70,72 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.341) untuk pembelian barang dan jasa. [Xinhua]
