BANGKOK, “Saya ingin membawa kembali apa yang telah saya pelajari di China tentang perkeretaapian untuk melayani Thailand,” ujar Kantithat Danaut, seraya mengharapkan pembangunan jalur kereta China-Thailand dapat dipercepat.
Provinsi Nakhon Ratchasima di Thailand timur laut, tempat laki-laki berusia 23 tahun itu lahir, diharapkan akan terhubung dengan ibu kota Bangkok melalui jalur kereta China-Thailand yang sudah mulai dibangun pada 2017.
Didorong oleh ibunya, Kantithat mengikuti program pelatihan jalur kereta cepat China pada 2017, yang merupakan awal dari impiannya di bidang jalur kereta cepat.
Di bawah program pelatihan bersama untuk pengembangan talenta jalur kereta cepat antara China dan Thailand, Kantithat dan 39 siswa Thailand lainnya pertama kali menerima pelatihan bahasa selama satu bulan di Institut Konfusius di Universitas Khon Kaen. Mereka kemudian melanjutkan ke Sekolah Tinggi Kejuruan Teknologi Perkeretaapian Wuhan (WRC) di Provinsi Hubei, China tengah, untuk melakukan pelatihan selama delapan bulan dalam rangka belajar menjadi seorang teknisi jalur kereta cepat.
Sembari mengenang masa-masa saat tinggal di Wuhan, Kantithat mengatakan bahwa berkat bantuan para guru dan teman sekolah seniornya, dia dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Mandarin dan belajar tentang kereta cepat.
Kantithat sangat bersemangat ketika pertama kali naik jalur kereta cepat China. Dia mengatakan kereta tersebut nyaman, aman dan cepat, “Anda bisa merasakan betapa cepatnya kereta itu saat ada kereta cepat lain yang melaju dari arah berlawanan.”
Kembali ke Thailand dari China, Kantithat kemudian pergi ke Jepang sebagai teknisi magang. Dia pun berkeinginan pergi ke China tahun depan untuk melanjutkan studinya tentang jalur kereta cepat.
Saat kerja sama pengembangan talenta perkeretaapian bilateral terus berlanjut, semakin banyak institusi kejuruan di Thailand bergabung dengan program pelatihan, mengimpor teknologi dan skema pengembangan kurikulum dari China, membantu Thailand mengembangkan talenta perkeretaapian, dan membawa generasi muda Thailand seperti Kantithat lebih dekat dengan impian mereka menjadi masinis atau teknisi kereta.
Sembari duduk di pengendali simulator canggih, Preeyaporn Kaenavong dan teman-teman sekelasnya mencoba mengakselarasikan sebuah kereta keluar dari stasiun.
Kecepatan “kereta virtual” itu mulai bertambah sembari mereka berjaga-jaga terhadap bahaya yang tidak diketahui di depannya, dari kondisi cuaca buruk hingga bahaya seperti gangguan pada rel.
Preeyaporn dan teman-teman sekelasnya mengoperasikan sebuah simulator pengemudi kereta di pusat Institut Kereta Cepat Lu Ban, yang didirikan di Sekolah Tinggi Pendidikan Industri dan Komunitas Banphai di Provinsi Khon Kaen di Thailand timur laut, dalam upaya kolaboratif dengan WRC di China.
Basis pelatihan simulasi mengemudi tersebut merupakan hadiah dari mitra WRC, Zhengzhou J&T Hi-Tech Co., sebuah perusahaan yang bermarkas pusat di Provinsi Henan, China tengah.
Institut Jalur Kereta Cepat Lu Ban sedang mengajari para calon masinis dan insinyur mengenai cara mengoperasikan jalur kereta cepat yang sedang dibangun di Thailand.
“Saya ingin pergi ke China untuk melanjutkan studi saya dan menaiki kereta cepat untuk merasakan kecepatannya,” tutur Preeyaporn.
Junyar Pabu, mantan kepala dan kini penasihat Sekolah Tinggi Pendidikan Industri dan Komunitas Banphai, menyebutkan dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Pendidikan Thailand meningkatkan kerja sama dengan mitranya dari China dan mendorong kerja sama yang lebih erat antara sekolah tinggi kejuruan Thailand dan China untuk mengembangkan talenta perkeretaapian. “Inilah awal dari pendirian Institut Jalur Kereta Cepat Lu Ban.”
Selain WRC, sekolah tinggi Banphai juga bekerja sama dengan sekolah tinggi kejuruan China di provinsi Guizhou dan Yunnan serta Kota Chongqing di China barat daya, papar Junyar.
Di bawah dukungan sekolah tinggi mitra China, sekolah tinggi kejuruan Thailand membuat kemajuan besar dalam pengembangan talenta perkeretaapian, terutama dalam pengembangan kurikulum, pelatihan guru, pengajaran perangkat keras dan program pelatihan bersama, lanjutnya.
“Kerja sama pengembangan talenta perkeretaapian China-Thailand sepenuhnya menunjukkan bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra telah mempromosikan pembangunan dan kemakmuran bersama di sepanjang rute tersebut,” menurut Junyar.
Baik Thailand maupun China akan diuntungkan dari jalur kereta China-Thailand, katanya, seraya berharap pekerjaan konstruksi dapat dipercepat.
“Saya menantikan jalur kereta China-Thailand, berharap jalur tersebut dapat selesai secepat mungkin sehingga saya dapat berkontribusi untuk pembangunannya,” imbuh Kantithat. [Xinhua]
Diproduksi oleh Xinhua Global Service