KAIRO – Militer Mesir pada Senin (8/11) mengumumkan amendemen perjanjian keamanan dengan Israel, yang mengizinkan lebih banyak pasukan penjaga perbatasan Mesir di sepanjang daerah perbatasan di Kota Rafah, sebelah timur laut Kairo.
Dalam rapat koordinasi, sebuah komite militer gabungan berhasil melakukan amendemen perjanjian keamanan dengan meningkatkan jumlah pasukan penjaga perbatasan dan kapabilitas mereka di daerah perbatasan, kata militer Mesir dalam pernyataannya.
“Hal ini dilakukan dalam kerangka perjanjian internasional untuk meningkatkan pilar keamanan sesuai dengan perkembangan dan perubahan,” menurut pernyataan itu.
Hal ini juga dilakukan mengingat upaya Mesir untuk menjaga keamanan nasional Mesir serta kelanjutan dari upaya angkatan bersenjata dalam mengendalikan dan mengamankan perbatasan di wilayah timur laut, tambah pernyataan itu.
Sebelumnya pada hari yang sama, Israel mengumumkan bahwa pihaknya telah menandatangani amendemen Perjanjian Camp David bersama militer Mesir, yang mengizinkan penguatan pasukan di sana.
Amendemen tersebut disetujui oleh Kabinet Keamanan Negara Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.
Rafah merupakan titik penyeberangan antara Mesir dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Baik Israel maupun Mesir mempertahankan blokade ketat di wilayah tersebut.
Perjanjian Camp David ditandatangani oleh presiden Mesir Anwar Sadat dan perdana menteri Israel Menachem Begin pada 17 September 1978.
Kesepakatan ini menghasilkan perjanjian damai antara Israel dan Mesir pada 1979. Ini merupakan perjanjian damai pertama yang ditandatangani Israel dengan negara Arab.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kairo. (XHTV)