BERKONTRIBUSI BAGI KOMUNITAS GLOBAL
Xi telah berada di garis depan dalam upaya China untuk terlibat dengan dan berkontribusi bagi komunitas global.
Sebelum pandemi COVID-19 merebak, Xi telah mengunjungi 69 negara dalam 41 lawatan dan menjadi kepala negara China pertama yang menghadiri Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) di Davos. Menurut Xi, meskipun menghabiskan begitu banyak waktu untuk melakukan lawatan ke luar negeri mungkin dianggap sebagai suatu “kemewahan,” dia melihatnya sebagai hal yang “bermanfaat.”
Jadwal Xi selama kunjungan ke luar negeri biasanya sangat padat dan dapat berlangsung hingga lewat tengah malam. Dia bahkan pernah melewatkan hari ulang tahunnya dalam kunjungan ke luar negeri.
Altay Atli, seorang cendekiawan di Istanbul, Turki, menyebut adanya perubahan partisipasi China dalam urusan internasional, baik ekonomi atau diplomatik, di bawah kepemimpinan Xi, dan bahwa dunia menyaksikan kemunculan sebuah negara besar yang memiliki pengaruh global.
Pada 2013, Xi mengangkat gagasan “membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.”
Saat menguraikan rincian visinya, Xi mengusulkan bahwa masyarakat internasional perlu mempromosikan kemitraan, keamanan, pertumbuhan, interaksi antarperadaban, dan pembangunan ekosistem yang sehat, dengan mengutip pepatah: “Kepentingan yang perlu dipertimbangkan haruslah kepentingan semua pihak.”
Berdasarkan konsep ini, Xi mengusulkan pendekatan baru untuk hubungan internasional berdasarkan kerja sama saling menguntungkan dan prinsip pencapaian pertumbuhan bersama melalui diskusi dan kolaborasi dalam tata kelola global.
“Tatanan dan sistem tata kelola internasional seperti apa yang paling sesuai untuk dunia dan paling sesuai untuk rakyat semua negara? Ini sesuatu yang harus diputuskan oleh semua negara melalui konsultasi, dan bukan oleh satu atau segelintir negara saja,” katanya.
Prinsip yang sama juga terlihat dalam kerangka kerja untuk hubungan negara besar, seperti yang dianjurkan oleh Xi, yang bercirikan stabilitas keseluruhan dan pembangunan yang seimbang. Pada banyak kesempatan, Xi menekankan bahwa jika negara-negara menjaga komunikasi dan memperlakukan satu sama lain dengan tulus, “perangkap Thucydides” dapat dihindari.
Pada tahun yang sama ketika Xi pertama kali menyerukan kepada dunia untuk bersama-sama membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, dia juga mengusulkan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative). Hingga Agustus 2021, sekitar 172 negara dan organisasi internasional telah menandatangani lebih dari 200 dokumen kerja sama dengan China di bawah kerangka kerja ini. Menurut laporan Bank Dunia, secara global, proyek-proyek Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra dapat membantu mengangkat 7,6 juta orang keluar dari kemiskinan ekstrem dan 32 juta orang dari kemiskinan sedang.
Kendati demikian, pembangunan global tidak boleh mengorbankan lingkungan, dan pada 2020 lalu Xi memberikan sinyal komitmen yang jelas saat mengumumkan kepada dunia bahwa China akan mencapai puncak emisi karbon dioksida sebelum 2030 dan netralitas karbon sebelum 2060.
“Dunia perlu berterima kasih kepada China atas kontribusinya dalam respons perubahan iklim,” kata mantan perdana menteri Australia Kevin Rudd.
Ketika pandemi COVID-19 merebak, Xi menyerukan solidaritas dan kerja sama global. Atas instruksinya, China menyediakan perlengkapan antivirus bagi lebih dari 150 negara dan 14 organisasi internasional, serta mengirim 37 tim medis ke 34 negara.
Xi berikrar akan menjadikan vaksin COVID-19 China sebagai barang publik global dan berjanji bahwa China akan menyediakan 2 miliar dosis vaksin bagi dunia tahun ini.
Selama 100 tahun terakhir, negara dengan populasi tertinggi di dunia itu telah mengalami perjalanan yang nyaris tak dapat dipercaya, dari sebuah negara yang dibelit kemiskinan menjadi negara yang kebutuhan dasarnya terpenuhi, hingga mencapai kondisi cukup makmur saat ini. Xi menilai pencapaian ini sebagai kontribusi bagi umat manusia.
Menggambarkan kesannya tentang Xi, presiden sesi ke-73 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Maria Fernanda Espinosa Garces menyebutnya “seorang kapten berpengalaman” yang kontribusinya, seperti mengadvokasi multilateralisme, Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, dan gagasan tentang komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, merupakan kontribusi signifikan.
MEMENUHI MISI BARU
CPC berencana untuk mewujudkan peremajaan nasional melalui dua tujuan, yang dikenal sebagai “dua tujuan seratus tahun”.
Selama sembilan tahun terakhir, sebagai pemimpin paling senior CPC, Xi telah memimpin China dalam menyelesaikan langkah pertama dan memimpin rancangan langkah kedua dari rencana bersejarah ini.
Pertama, modernisasi sosialis “pada dasarnya harus terwujud” pada 2035, dan kedua, China harus terbangun menjadi sebuah negara sosialis modern besar yang makmur, kuat, demokratis, maju secara kultural, harmonis, dan indah pada pertengahan abad ke-21, yaitu sekitar seratus tahun berdirinya Republik Rakyat China.
Peta jalan tambahan mendukung tujuan-tujuan komprehensif ini. Yang terutama, Xi memelopori penyusunan proposal kepemimpinan Partai untuk Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025) dan Tujuan Jangka Panjang Hingga Tahun 2035, yang diadopsi pada Oktober 2020.
“Mewujudkan mimpi besar ini menuntut perjuangan yang luar biasa,” ujarnya.
Oleh karena itu, sidang pleno keenam Komite Sentral CPC ke-19 mendatang digelar pada saat yang signifikan, karena resolusi tentang pencapaian-pencapaian utama dan pengalaman historis dalam sejarah 100 tahun Partai akan dibahas.
“Selama perjuangan 100 tahunnya, CPC telah mengumpulkan pengalaman yang begitu kaya, memahami peraturan-peraturan penting, mengembangkan teori tata kelola, serta mendapat kebijaksanaan. Harta berharga ini perlu disimpulkan untuk menginspirasi tata kelola Partai yang lebih baik lagi,” kata Han Qingxiang, profesor di Sekolah Partai Komite Sentral CPC (Akademi Tata Kelola Nasional).
Sejarah telah menjadi kata kunci untuk seluruh anggota CPC tahun ini. Kampanye edukasi ekstensif membantu para kader mengenal sejarah Partai, dan sebuah Museum CPC baru telah diresmikan.
Pada 18 Juni, Xi dan rekan-rekannya mengunjungi museum tersebut, mengamati benda-benda yang dipamerkan yang dengan jelas menunjukkan bagaimana Partai telah memimpin China.
Setelah mengakhiri kunjungan ke pameran tersebut, Xi dan rekan-rekannya mengucap sumpah di depan bendera Partai, mengenang kembali ritual yang dilakukan oleh semua anggota baru CPC.
“Saya akan berjuang bagi komunisme sepanjang sisa hidup saya,” ucap Xi, memimpin sumpah mereka. [Xinhua]