DLASGOW – Para pemimpin dunia pada Senin (1/11) menyerukan dilakukannya aksi nyata untuk menghadapi tantangan perubahan iklim di Konferensi Para Pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Perubahan Iklim ke-26 (United Nations Conference of Parties on Climate Change/COP26).ANTONIO GUTERRES, Sekretaris Jenderal PBB:
“Konferensi ini harus menjadi momen solidaritas. Komitmen pendanaan iklim senilai 100 miliar dolar AS per tahun untuk mendukung negara-negara berkembang harus menjadi kenyataan pendanaan iklim yang bernilai tepat di 100 miliar dolar AS.”
ANTONIO GUTERRES, Sekretaris Jenderal PBB:
“Dan ini penting untuk mengembalikan kepercayaan dan kredibilitas. Saya menyambut baik upaya yang dipimpin Kanada dan Jerman guna membantu kita sampai ke sana. Ini adalah langkah pertama yang penting, tetapi hal ini menunda dukungan terbesar selama bertahun-tahun, dan tidak memberikan jaminan yang jelas. Dan selain dana sebesar 100 miliar dolar AS, negara-negara berkembang membutuhkan sumber daya yang jauh lebih besar untuk memerangi COVID-19, untuk membangun ketahanan, dan mengejar pembangunan berkelanjutan.”
BORIS JOHNSON, Perdana Menteri Inggris:
“Meski tidak akan mengakhiri perubahan iklim, COP26 dapat dan harus menandai awal dari akhir (perubahan iklim).”
JOE BIDEN, Presiden Amerika Serikat:
“Saat ini, kita belum berhasil mencapai target. Tidak ada waktu lagi untuk mundur atau menunda-nunda mengambil keputusan atau saling berdebat. Ini adalah tantangan dalam hidup kita semua, ancaman eksistensial, ancaman bagi eksistensi manusia yang kita ketahui. Dan semakin lama kita menunda, semakin tinggi harga yang harus dibayar untuk pembiaran ini.”
WAVEL RAMKALAWAN, Presiden Seychelles:
“Ketika saya mendengar istilah peningkatan permukaan air laut, saya takut karena itu membuat saya tersadar bahwa kepulauan granit di negara saya akan kehilangan semua aktivitas ekonomi yang berjalan di sekitar pesisir. Dan saya juga menyadari bahwa kepulauan indah yang terdiri dari 115 pulau sebagaimana adanya kami saat ini dapat berkurang menjadi di bawah 50 seiring menghilangnya pulau-pulau karang kami.”
WAVEL RAMKALAWAN, Presiden Seychelles:
“Beberapa pertanyaan yang ditanyakan oleh generasi muda kita, dan yang seharusnya menyentuh hati nurani kita sebagai penjaga planet yang diberkati oksigen ini, adalah ‘Para pemimpin, kapan Anda akan beralih dari sekadar kata-kata menjadi aksi? Kapan Anda akan berhenti membuat janji palsu? Kapan Anda akan mulai memikirkan kami di masa depan kami dengan serius?'”
COP26, yang penyelenggaraannya tertunda setahun akibat pandemi COVID-19, dimulai pada Minggu (31/10) di Glasgow, Skotlandia. COP26 merupakan konferensi pertama setelah siklus peninjauan lima tahunan di bawah Perjanjian Paris yang ditandatangani pada 2015.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Glasgow, Skotlandia. (XHTV)