BEIJING, Jumlah kematian akibat COVID-19 global telah menembus angka 5 juta, demikian menurut lembaga Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins.
Setelah hampir dua tahun berjuang melawan pandemi, perang antara patogen mematikan dan manusia itu telah memasuki jalan buntu yang buruk, dengan umat manusia berupaya mempertajam senjata imunitas mereka sementara virus berkembang dengan cepat untuk menembus garis pertahanan orang-orang.
Agar tetap bisa unggul dalam memerangi “musuh nan licik” tersebut, masyarakat internasional didesak untuk bersatu dalam solidaritas, memastikan kesetaraan vaksin dan memperkuat kerja sama antipandemi global.
Saat ini, banyak bagian dunia tengah bergumul dengan lonjakan kembali pandemi yang parah, terutama dipicu oleh varian COVID-19 yang lebih menular, termasuk varian Delta.
Vaksin masih dianggap sebagai senjata ampuh untuk melawan COVID-19. Negara-negara di seluruh dunia telah mempercepat kampanye vaksinasi mereka guna menjangkau lebih banyak kelompok usia, dan beberapa telah mulai menawarkan dosis penguat (booster) kepada warganya untuk memperkuat pertahanan di medan perang.
Kendati demikian, peluncuran vaksin yang sangat tidak seimbang di seluruh dunia telah mengikis upaya global untuk mengendalikan virus yang merajalela itu.
Dalam rilis berita sebelumnya, WHO menggambarkan situasi saat ini sebagai “pandemi dua jalur” karena “orang-orang di negara-negara miskin terus berisiko sementara mereka yang berada di negara-negara kaya dengan tingkat vaksinasi tinggi memperoleh perlindungan yang jauh lebih besar.”
Hanya lima negara Afrika, kurang dari 10 persen dari 54 negara Afrika, yang diproyeksikan mencapai target akhir tahun untuk memvaksinasi 40 persen warga mereka, kata WHO pada Kamis (28/10) pekan lalu.
Afrika telah memvaksinasi lengkap 77 juta orang, hanya 6 persen dari populasinya, sementara lebih dari 70 persen negara berpenghasilan tinggi telah memvaksinasi lebih dari 40 persen warga mereka.
Hingga saat ini, China telah menyediakan lebih dari 1,6 miliar dosis vaksin untuk lebih dari 100 negara dan organisasi internasional, dan akan menyediakan lebih dari 2 miliar dosis lagi untuk dunia pada 2021.
China sedang melakukan produksi vaksin bersama 16 negara, dengan kapasitas awal 700 juta dosis per tahun.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service