NEW DELHI – Lebih dari 90 persen warga yang tercakup dalam survei serologi keenam (terbaru) di wilayah ibu kota India, Delhi, telah mengembangkan antibodi terhadap COVID-19, seperti dilaporkan media setempat mengutip laporan pemerintah pada Rabu (27/10).
“Ini berarti Delhi sepertinya tidak akan menyaksikan gelombang COVID-19 yang destruktif seperti gelombang kedua pada April dan Mei lalu hingga varian baru yang parah muncul,” tulis laporan itu mengutip seorang pejabat pemerintah.
“Namun, kami tidak dapat mengatakan Delhi telah mencapai kekebalan kelompok meski dengan tingkat seroprevalensi yang begitu tinggi.”
Menurut laporan itu, tidak dapat dikatakan apakah vaksinasi memiliki peran dalam tingkat seropositif yang tinggi di ibu kota tersebut.
“Kami menemukan antibodi COVID-19 pada lebih dari 90 persen sampel yang dikumpulkan selama putaran keenam survei,” kata laporan itu mengutip sumber resmi.
Pengumpulan sampel untuk survei serologi keenam dimulai pada 24 September.
Untuk survei tersebut, 28.000 sampel dikumpulkan dari seluruh 280 distrik, termasuk Dewan Kota New Delhi dan Dewan Badan Administrasi Sipil, di ibu kota tersebut, menurut laporan itu.
“Tingkat seropositif di setiap distrik tercatat lebih dari 85 persen. Seropositif lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pria,” kata laporan tersebut mengutip para pejabat.
Survei serologi putaran kelima yang dilakukan pada Januari menunjukkan bahwa 56,13 persen orang di Delhi telah mengembangkan antibodi terhadap COVID-19.
Menurut pembaruan data dari kementerian kesehatan pada Rabu pagi, Delhi melaporkan 41 kasus COVID-19 dalam 24 jam terakhir dan tidak ada kematian terkait penyakit itu.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari New Delhi. (XHTV)