SEOUL – “China telah memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan cita-cita Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” kata mantan sekretaris jenderal PBB Ban Ki-moon dalam wawancara dengan Xinhua baru-baru ini.
“Pemulihan kursi sah Republik Rakyat China merupakan peristiwa penting dalam sejarah PBB,” kata Ban saat mengenang peran China di PBB selama 50 tahun terakhir.
“PBB menjadi sebuah organisasi universal dalam hal ukuran dan anggotanya dengan pemulihan kursi sah China,” tambahnya.
Selama sepuluh tahun masa jabatannya sebagai sekretaris jenderal, Ban telah menyaksikan banyak peristiwa penting, dengan Perjanjian Paris dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) termasuk di antara perkara global yang paling signifikan.
“Hal ini dimungkinkan sebagian besar dengan kepemimpinan kuat dan keterlibatan China di bawah pimpinan Presiden Xi Jinping,” paparnya.
“Kontribusi penting yang paling krusial dari China adalah komitmen kuatnya untuk memerangi perubahan iklim,” kata Ban.
China memainkan “peran menentukan” dalam proses negosiasi Perjanjian Paris pada Desember 2015, kata Ban, seraya mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kontribusi China dalam mempercepat proses ratifikasi perjanjian tersebut.
Mengenang saat Xi berinisiatif mengundangnya bersama presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Barack Obama, ke Hangzhou pada September 2016, Ban mengatakan kedua pemimpin itu menyajikan instrumen masing-masing untuk bergabung dalam Perjanjian Paris.
“Itu merupakan peristiwa yang sangat berarti yang mendorong negara-negara lain untuk mengikuti China dan AS meratifikasi Perjanjian Paris,” kata Ban.
“Jika bukan karena inisiatif Presiden Xi Jinping, bahkan sekarang pun kita tidak akan punya Perjanjian Paris tentang perubahan iklim,” lanjutnya.
Komitmen China terhadap netralitas karbon sebelum 2060 juga telah memberikan sinyal positif bagi negara-negara lain, kata Ban.
China tidak hanya telah memberikan kontribusi substansial untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDG), tetapi juga telah berperan penting dalam mengimplementasikan SDG, kata Ban.
Merujuk pada pencapaian China dalam mengangkat rakyatnya keluar dari garis kemiskinan, Ban mengatakan hal ini mendorong negara-negara berkembang lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Menekankan bahwa dunia tengah menghadapi tantangan serius seperti perubahan iklim, pandemi COVID-19, dan melemahnya multilateralisme, Ban menyerukan kerja sama multilateral serta mendesak para pemimpin dunia agar lebih aktif dalam memelihara multilateralisme.
“Kita berbagi satu planet, satu umat manusia, dan satu masa depan. Kita perlu bekerja untuk mewujudkan perdamaian dan kemakmuran bersama bagi satu umat manusia, menghormati satu planet dan satu masa depan,” tambahnya.
Dalam hal ini, mantan sekjen PBB itu mengatakan membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, yang diusulkan oleh Xi, “adalah konsep yang sangat penting.”
“Gagasan China untuk menjadi pembangun perdamaian dunia, kontributor pembangunan global, pembela tatanan internasional, dan penyedia barang publik sejalan dengan cita-cita Piagam PBB,” katanya.
“Saya berharap China akan terus bekerja sama erat dengan PBB dalam menjadikan dunia lebih baik, lebih aman, dan lebih sejahtera di masa depan,” kata Ban.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service [XHTV]