LONDON – Sebanyak 52.009 orang di Inggris teruji positif COVID-19, menandai kali pertama angka tersebut melampaui 50.000 sejak 17 Juli, menurut data resmi yang dirilis pada Kamis (21/10).
Angka terbaru itu dicatatkan setelah lebih dari 40.000 kasus harian baru dilaporkan di Inggris selama delapan hari berturut-turut, sehingga total kasus infeksi COVID-19 di negara itu menjadi 8.641.221.
Total kematian terkait virus corona di Inggris bertambah 115 menjadi 139.146. Angka tersebut hanya mencakup kematian warga yang meninggal selama periode 28 hari usai mendapatkan hasil tes positif pertama mereka. Saat ini, terdapat 8.142 pasien yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19.
Sementara itu, data terpisah yang diterbitkan oleh Kantor Statistik Nasional menunjukkan bahwa saat ini ada 162.620 kematian yang dicatat di Inggris dengan mencantumkan COVID-19 pada surat kematian.
Meski demikian, dia bersikeras untuk “tetap pada rencana kami.” Sejauh ini pemerintah Inggris menolak seruan untuk beralih ke Rencana B terkait respons COVID-19 untuk musim gugur dan musim dingin guna mengurangi tekanan pada Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service/NHS).
Saat berbicara pada konferensi pers di Downing Street pada Rabu (20/10), Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid memperingatkan bahwa pandemi virus corona “belum berakhir.” Javid bahkan memperkirakan kemungkinan laporan 100.000 kasus COVID per hari menjelang musim dingin.
Inggris telah mencabut sebagian besar pembatasan COVID berkat kemajuan peluncuran vaksinnya.
Lebih dari 86 persen warga berusia 12 tahun ke atas di Inggris telah menerima dosis vaksin pertama mereka, dan sekitar 79 persen di antaranya telah menerima dosis kedua, papar data terbaru. Untuk mengembalikan kehidupan normal, sejumlah negara seperti Inggris, China, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat berpacu dengan waktu untuk meluncurkan vaksin virus corona. [Xinhua]