ISTANBUL – Turki telah menandatangani sebuah perjanjian perdagangan tambahan untuk 11 miliar meter kubik gas alam dengan Azerbaijan, demikian diumumkan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki Fatih Donmez pada Jumat (15/10).
Dalam sebuah pernyataan, Donmez mengatakan bahwa gas tersebut akan disalurkan dari jalur pipa Baku-Tbilisi-Erzurum (BTE), yang juga dikenal sebagai South Caucasus Pipeline, hingga akhir 2024.
“Di saat dunia sedang berjuang menghadapi krisis energi dan menggunakan segala jenis manuver diplomatik untuk mencari tahu di mana bisa mendapatkan gas, Turki telah membuat kemajuan yang signifikan dalam menyediakan pasokan gas alam tambahan,” kata Donmez.
Jalur pipa BTE sepanjang 692 kilometer yang dibangun pada 2006 tersebut telah menyalurkan gas alam dari ladang gas Shah Deniz yang terletak di Laut Kaspia, Azerbaijan, ke Turki.Turki memiliki total empat kontrak impor jangka panjang yang akan berakhir tahun ini, yang mencakup 16 miliar meter kubik pasokan tahunan.
Negara itu telah menaikkan harga gas alam sebesar 15 persen bagi industri dan pembangkit listrik selama Oktober.Langkah tersebut telah memicu perdebatan bahwa harga gas yang lebih tinggi dapat memperburuk ketergantungan negara itu terhadap impor, memperlebar defisit neraca transaksi berjalan, dan mendorong tingkat inflasi yang sudah tinggi.
Menurut sejumlah laporan pers, impor gas alam Turki pada paruh pertama 2021 telah meningkat 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, tiga kapal pengebor negara tersebut telah melanjutkan kegiatan pengeboran dan pengujian mereka di Laut Hitam.
Kapal pengebor Fatih telah menemukan total 540 miliar meter kubik gas alam di wilayah itu selama setahun terakhir.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Istanbul, Turki. [XHTV]