AARHUS – Tim bulu tangkis putra China menelan kekalahan dalam tiga pertandingan berturut-turut di final Piala Thomas dari Indonesia, yang meraih rekor gelar ke-14 pada Minggu (17/10) di Ceres Arena.
Para pebulu tangkis Indonesia menunjukkan performa bagus di ketiga pertandingan melawan juara bertahan China untuk merebut trofi itu, yang pertama sejak 2002.
Lu Guangzu tampil bagus di gim pembuka melawan peringkat lima dunia Anthony Sinisuka Ginting, memenangkan gim pertama 21-18. Namun, atlet China itu kalah pada dua gim berikutnya 14-21, 16-21, dan Ginting pun mengamankan poin pertama untuk Indonesia.
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2021/10/21-12.jpg)
Lu mengatakan kepada Xinhua dalam wawancara pascapertandingan bahwa dirinya terpengaruh mengikuti kecepatan permainan Ginting dan tidak bisa mengembalikan pukulan dengan baik.
“Saya merasa terhormat menjadi yang pertama bermain dan saya sangat berterima kasih mendapat kepercayaan dari para pelatih dan rekan satu tim,” kata Lu. “Saya sudah berusaha memberikan penampilan terbaik untuk mendapatkan kembali beberapa poin, tetapi Ginting mengambil alih permainan di gim kedua dan gim ketiga.”
“Saya disiapkan untuk melawan Lu Guangzu atau Shi Yuqi kemarin. Saya tidak tahu siapa yang akan tampil di pertandingan pembuka,” kata Ginting. “Saya pernah melawan Lu dua kali sebelumnya. Saya rasa akan menjadi pertandingan yang sangat sulit dan menarik hari ini karena laga final sangat berbeda.”
“Saya senang bisa keluar dari tekanan. Saya sedikit gugup di gim pertama. Saya berusaha tenang dan menekannya sekuat mungkin di reli berikutnya, dan berhasil,” kata pebulu tangkis No. 1 Indonesia itu.
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2021/10/22-12.jpg)
Di nomor ganda, pasangan China He Jiting/Zhou Haodong kalah dua gim langsung dari Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto 12-21, 19-21, yang membuat Indonesia hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk menjadi juara.
“Lawan kami adalah pasangan lama, sedangkan kami baru dipasangkan di turnamen ini. Mereka tampil lebih baik hari ini dalam hal servis, serangan, semuanya,” kata Zhou.
Pada pertandingan tunggal berikutnya, Li Shifeng langsung tertinggal 0-6 di gim pertama melawan Jonatan Christie dan kalah 14-21. Li yang berusia 21 tahun menyamakan kedudukan di gim kedua dengan skor 21-18, tetapi tidak mampu membalikkan nasib China saat Jonatan memastikan kemenangan di gim ketiga dengan angka 21-14.
Indonesia masih menjadi peraih gelar Piala Thomas terbanyak (14) dan China telah memenangkan 10 kali, termasuk lima gelar juara berturut-turut dari 2004 hingga 2012. [Xinhua]