KUALA LUMPUR – Perjanjian keamanan baru antara Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia, atau yang dikenal sebagai AUKUS, akan merusak stabilitas dan perdamaian regional, tutur Lee Pei May, seorang pakar politik di Universitas Islam Internasional Malaysia, dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Xinhua.
LEE PEI MAY, Pakar politik di Universitas Islam Internasional Malaysia :
“Saya rasa langkah tersebut akan menambah kecemasan di antara negara-negara di kawasan ini. Dan akibatnya, atau sebagai respons terhadap AUKUS ini, negara-negara lain dapat benar-benar meningkatkan upaya pada kapabilitas militer mereka. Saya sangat yakin bahwa ini akan merusak stabilitas kawasan kita.
Kesepakatan tersebut benar-benar menimbulkan kecemasan bagi negara-negara di kawasan, seperti ketika kita memiliki tetangga, dan ada seseorang yang memiliki kapal selam bertenaga nuklir. Jadi, bagaimana tanggapan kita?
Mereka harus melakukan sesuatu, mereka tidak bisa hanya menunggu dan melihat, mengamati apa yang akan terjadi selanjutnya. Jadi, apa yang kemungkinan akan dilakukan adalah, kita akan melihat perlombaan senjata yang kian meningkat dan intens di kawasan ini.
Negara-negara lain juga akan menginginkan kapal selam bertenaga nuklir tersebut atau bahkan mereka akan menggunakan kapal selam itu sebagai alasan untuk kemudian mengembangkan senjata nuklir. Jadi, menurut saya, ini adalah preseden yang sangat merusak yang diperlihatkan oleh Amerika Serikat, Australia, dan Inggris, dalam membentuk perjanjian strategis untuk membantu Australia mengembangkan teknologi bertenaga nuklir miliknya. Jadi, saya akan berkata, ya, tentu saja perjanjian ini akan merusak stabilitas kawasan.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kuala Lumpur. (XHTV)