LONGNAN – Berkat iklimnya yang hangat dan lembap, Kota Longnan di Provinsi Gansu, China barat laut, menjadi kaya akan teh.
Namun, akibat lalu lintas dan infrastruktur komunikasi yang buruk, produk-produk dari Kota Longnan sulit diperkenalkan ke luar wilayah itu.
Belakangan ini, dengan perkembangan jaringan 5G, industri teh Longnan menjadi semakin “pintar” dan membantu para petani meningkatkan pendapatan mereka.
JIA YUANKUI, Direktur kebun teh di Desa Fengping, Longnan:
“Dalam beberapa tahun terakhir, jaringan hampir tidak ada. Sinyalnya tidak stabil di wilayah pegunungan terpencil. Pada Mei 2020, China Mobile membangun sebuah stasiun pemancar 5G guna memperkuat sinyal. Kini, kami dapat memantau kebun teh menggunakan ponsel pintar, dan kami bisa menjual produk kami secara online.”
Dengan bantuan jaringan 5G, para petani dapat memantau kebun teh mereka dari jarak jauh.
“Ini data real-time kebun teh saya. Kita dapat memeriksa kondisi tanah, cuaca, kelembapan, dan suhu. Seluruh data dapat dipantau menggunakan ponsel pintar.”
Dengan basis 5G dan teknologi blockchain, Longnan berhasil membangun sistem manajemen mutu untuk industri tehnya. Seluruh proses penanaman, produksi, dan distribusi teh dapat dilacak.
“Ada kode QR pada setiap kemasan teh di toko kami di Distrik Wudu. Dengan memindainya, para pelanggan bisa melacak produsen teh tersebut, dan bahkan melihat kebun teh serta proses pembuatannya. Jaringan 5G sangatlah membantu kami.”
Hingga 2020, Provinsi Gansu telah membangun 8.509 stasiun pemancar 5G. Provinsi itu berencana membangun lebih dari 30.000 stasiun pemancar 5G per akhir 2022 untuk memperluas cakupan jaringan 5G di seluruh provinsi itu.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Longnan, China. (XHTV)