CANBERRA – Karantina wilayah (lockdown) terkait COVID-19 di ibu kota Australia diperpanjang hingga satu bulan seiring negara itu terus berjuang melawan gelombang ketiga infeksi.
Andrew Barr, Kepala Pemerintahan Wilayah Ibu Kota Australia (Australian Capital Territory/ACT), mengatakan pada Selasa (14/9) bahwa Canberra akan tetap berada di bawah lockdown hingga 15 Oktober mendatang.
Pembatasan tersebut sedianya berakhir pada Jumat (17/9) setelah pemberlakuan lockdown selama 36 hari. Namun, Barr mengatakan risiko bagi masyarakat masih tinggi.
Pada Selasa pagi, Australia melaporkan 1.595 kasus baru penularan lokal COVID-19.
New South Wales (NSW), negara bagian terpadat di Australia dengan Sydney sebagai ibu kotanya, melaporkan 1.127 kasus baru dan dua kematian terkait COVID-19.
“Terdapat 186 kematian terkait COVID-19 di NSW sejak 16 Juni 2021,” menurut pernyataan dari NSW Health.
Victoria, negara bagian terpadat kedua dengan Melbourne sebagai ibu kotanya, melaporkan 445 kasus baru penularan lokal COVID-19.
ACT melaporkan 22 kasus baru COVID-19, dengan hanya dua di antaranya yang dikarantina sepanjang masa infeksinya.
Kasus baru tersebut menambah jumlah kasus aktif di ibu kota Australia menjadi 252.
Infeksi COVID-19 yang sedang berlangsung di sekitar wilayah NSW menjadi salah satu alasan lockdown di ACT diperpanjang, menurut Barr.
“New South Wales merupakan masalah bagi seluruh negeri selama proses ini,” kata Barr.
“Mengingat kami adalah yurisdiksi yang sepenuhnya berada di NSW, dan kami melihat serangan virus di luar wilayah Greater Sydney.”
Di bawah pembatasan saat ini, warga Canberra hanya diizinkan meninggalkan rumah untuk enam alasan, yaitu berbelanja kebutuhan pokok, perawatan kesehatan, pekerjaan esensial, olahraga di luar ruangan maksimal dua jam per hari, vaksinasi, dan tes COVID-19.
Sejauh ini, sekitar 68,5 persen warga Australia berusia 16 tahun ke atas telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 dan 43,2 persen telah mendapatkan vaksinasi penuh, menurut Departemen Kesehatan Australia. [Xinhua]