DUBLIN – Keputusan Amerika Serikat (AS) untuk tidak memperpanjang tenggat waktu penarikan pasukannya dari Afghanistan hingga setelah 31 Agustus menempatkan “kita semua dalam situasi yang tidak lagi terkendali,” ungkap Presiden Prancis Emmanuel Macron di Dublin, Irlandia, pada Kamis (26/8).
Macron menyampaikan pernyataan tersebut pada sebuah konferensi pers gabungan bersama Perdana Menteri Irlandia Micheal Martin dalam kunjungan kerja seharinya ke Irlandia. Saat ditanya apakah AS dan sekutu-sekutunya telah mengkhianati tanggung jawab moral mereka menyusul keputusan AS untuk tidak memperpanjang tenggat waktu penarikan pasukan dari Afghanistan, Macron mengatakan bahwa dirinya lebih memilih untuk tidak menggunakan kata “mengkhianati”.
Macron menambahkan bahwa tidak aman bagi negara-negara lain untuk terus melanjutkan evakuasi lantaran keputusan AS itu. “Kami ingin bekerja keras dan bekerja dengan baik hingga menit terakhir untuk melaksanakan operasi maksimum, dan juga memastikan keamanan maupun keselamatan warga kami,” imbuh Macron.
Prancis sejauh ini telah membantu mengevakuasi 2.600 orang, termasuk sekitar 2.000 warga Afghanistan yang terancam, dan evakuasi masih berlangsung, kata Macron. Dia menekankan bahwa “saya tidak dapat menjamin kami akan berhasil karena situasi keamanan tidak terkendali.”
Macron tiba di Dublin pada Kamis pagi. Dia langsung disambut oleh Presiden Irlandia Michael Higgins sebelum bertemu dengan Martin di Gedung Pemerintahan. Selama pertemuan dengan Martin tersebut, kedua belah pihak membahas berbagai isu yang menjadi kepentingan bersama selain juga isu Afghanistan. [Xinhua]