BEIJING – China meningkatkan upayanya untuk membendung klaster baru penularan COVID-19, dengan tambahan 328 kasus penularan lokal terkonfirmasi dilaporkan pada Juli.
Wabah tersebut sebagian besar berasal dari penerbangan yang berangkat dari Rusia dan mendarat di Nanjing, ibu kota Provinsi Jiangsu, China timur.
Pengurutan genom virus mengungkap bahwa seluruh galur dalam lonjakan terbaru itu merupakan varian Delta yang sangat menular, yang dapat memicu penularan lebih cepat dan luas pada populasi yang besar, menurut He Qinghua, pejabat dari Komisi Kesehatan Nasional China.
Saat ini, varian tersebut telah menyebar ke lebih dari 10 provinsi, termasuk Henan dan Hunan di China tengah.
Nanjing menunjukkan tren penurunan dalam hal kasus terkonfirmasi baru dengan penerapan kebijakan pencegahan dan pengendalian yang diperketat.
Kota tersebut telah meluncurkan tiga putaran tes asam nukleat inklusif dan memulai kampanye tes massal keempatnya pada Senin (2/8), yang mencakup sembilan distrik, ujar Yang Dasuo, wakil direktur komisi kesehatan kota tersebut.
Jiangsu telah membatalkan semua penerbangan di Bandar Udara Internasional Lukou sejak 30 Juli. Siapa pun yang hendak meninggalkan Nanjing harus menunjukkan sertifikat tes asam nukleat negatif yang dikeluarkan dalam kurun waktu 48 jam sebelum keberangkatan.
Provinsi tersebut juga menyediakan informasi yang relevan terkait pelancong yang pernah berkunjung ke Nanjing sejak 6 Juli bagi provinsi dan kota tujuan mereka.
Di Rumah Sakit Kedua Nanjing cabang Tangshan, rumah sakit rujukan di kota tersebut untuk pengobatan COVID-19, lebih dari 1.000 ranjang sudah disiapkan.
Sementara itu, Nanjing telah menerapkan manajemen tertutup di seluruh lembaga perawatan untuk warga lanjut usia sejak 20 Juli.
Kota Zhangjiajie, destinasi wisata terkenal di Hunan, menutup seluruh objek wisatanya mulai Jumat (30/7).
Semua pengunjung diminta untuk menjalani tes asam nukleat sebanyak tiga kali dengan hasil negatif COVID-19 sebelum meninggalkan kota tersebut.
Ahli epidemiologi ternama di China, Zhong Nanshan, baru-baru ini mengatakan bahwa studi pendahuluan mengenai wabah COVID-19 terbaru di Guangzhou menunjukkan bahwa vaksin dalam negeri China terbukti efektif dalam melindungi warganya dari varian Delta. Efek perlindungan dari vaksin dalam negeri China 100 persen efektif pada kasus-kasus parah, 76,9 persen pada kasus menengah, 67,2 persen pada kasus ringan, dan 63,2 persen pada pembawa virus tanpa gejala. [Xinhua]