MOSUL – Sekelompok musisi muda di Mosul, kota kuno di Irak, berusaha mengembalikan harapan kepada para penduduk melalui penampilan mereka, empat tahun setelah kota itu dibebaskan dari kelompok ekstremis ISIS.
Water Orchestra, grup musik yang digagas oleh sejumlah anak muda di Mosul, dibentuk pada November 2020.
Grup musik tersebut terdiri dari sekitar 50 musisi amatir dari seantero Mosul. Mereka berlatih setiap pekan, memainkan alat musik Barat maupun tradisional Arab.
Sam Salem, pria 30 tahun yang memainkan biola, bercerita dia melarikan diri dari rumahnya di Distrik Al-Hamdaniya, Mosul, tahun 2014 lalu, ketika kota tersebut direbut oleh kelompok ISIS.
“Saat saya kabur dari ISIS, saya tidak membawa apa-apa dari rumah, hanya biola dan dompet saya,” kata Salem.
Lain lagi kisah Tara Amanj (15), anggota orkestra yang termuda. Dia juga meninggalkan rumah setelah rumahnya dibakar hingga rata dengan tanah.
“Rumah kami dibakar, hangus total. Rumah saya hancur. Jujur, itu sangat berat bagi kami. Dan butuh waktu lama bagi kami untuk mengubah semuanya menjadi seperti dulu. Namun, kami tidak kehilangan harapan,” kata Amanj.
Setelah latihan selama berbulan-bulan, pada April tahun ini, Water Orchestra menggelar konser pertamanya di Teater Musim Semi yang rusak akibat perang di Mosul.
Mereka membawakan beberapa karya tradisional di hadapan banyak penonton di koridor teater yang hancur.
Ini adalah pertunjukan pertama di Teater Musim Semi setelah perang yang berkecamuk bertahun-tahun. Teater itu sendiri dibangun pada 1968.
“Saat kami memainkan nada pertama, kami merasakan kehidupan telah kembali. Kami menghidupkan kembali teater, (kendati) tempat itu hancur. Musik adalah harapan,” kata Amanj. [Xinhua]