SYDNEY – Populasi buaya di Negara Bagian Queensland, Australia, yang beberapa dekade lalu diburu hingga nyaris punah, perlahan-lahan kembali meningkat, menurut para ilmuwan lingkungan.
Koordinator program satwa liar di Departemen Lingkungan dan Ilmu Pengetahuan Queensland, Matt Brien, yang selama tiga tahun memimpin studi ekstensif tentang reptil purba tersebut, mengatakan bahwa populasi buaya mencapai sekitar 30.000 ekor, dengan populasi terbesar berada di Semenanjung Cape York di ujung utara Queensland.
“Pemulihan populasinya relatif lambat dan sangat bervariasi sejak perburuan liar buaya muara untuk diambil kulitnya dilarang (pada 1970-an),” jelas Brien.
Kendati demikian, Brien mengatakan survei ekstensif dengan menggunakan helikopter dan perahu di sistem sungai sepanjang ribuan kilometer menunjukkan hanya sedikit habitat bersarang di seluruh “negeri buaya” Queensland. Artinya, populasi buaya diperkirakan tidak akan mencapai angka seperti di beberapa wilayah Australia utara lainnya.
Ukuran rata-rata buaya juga menurun, kata Brien, menyinggung program manajemen pemerintah Queensland, yang memindahkan hewan yang dianggap mengancam keselamatan publik dari alam bebas. Melalui program ini, lebih dari 450 buaya dikirim ke kebun binatang atau peternakan buaya sejak tahun 2004 hingga 2019.
Hasil survei terbaru ini disambut antusias oleh Menteri Lingkungan Queensland Meaghan Scanlon, yang mengatakan ini “kabar baik dari sudut pandang konservasionis.”
Menurut Scanlon, pemerintah negara bagian akan menginvestasikan 12 juta dolar Australia (1 dolar Australia = Rp10.629) selama empat tahun ke depan untuk pengelolaan populasi buaya dan program Croc Wise yang sedang berlangsung, sebuah kampanye keselamatan publik yang berfokus pada area-area seperti pantai dan sumber-sumber air minum satwa tempat hewan karnivora predator itu terlihat.
“Sangat penting bahwa masyarakat terus waspada ketika berada di ‘negeri buaya’, baik itu mematuhi rambu peringatan, melaporkan keberadaan buaya, menjauhi perangkap buaya, dan memancing ikan dengan aman,” kata Scanlon. [Xinhua]