WASHINGTON – Insiden rasis yang menargetkan warga Amerika keturunan Asia telah terjadi sebelum COVID-19, tetapi pandemi telah meningkatkan frekuensi dan tingkat penganiayaan, membuat khawatir para siswa Amerika keturunan Asia dan juga orangtua mereka, kata sebuah artikel yang diterbitkan oleh The Columbus Dispatch, surat kabar harian yang berbasis di Ohio, pada Senin (2/8).
Satu dari delapan warga Amerika keturunan Asia melaporkan insiden kebencian pada 2020, menurut data AAPI, koalisi nasional yang memerangi masalah tersebut, dan satu dari 10 melaporkan insiden kebencian terhadap orang Asia pada kuartal pertama 2021, termasuk serangan fisik, pelecehan verbal, pelanggaran hak-hak sipil, dan pelecehan daring, ungkap artikel itu.
Kejahatan kebencian terhadap warga Amerika keturunan Asia secara keseluruhan telah mencapai “tingkat yang mengkhawatirkan” di Amerika Serikat (AS), kata artikel itu, seraya menyatakan bahwa lebih dari 1.800 insiden rasis terhadap warga Amerika keturunan Asia dilaporkan dari Maret hingga Mei.
Dengan meningkatnya insiden kebencian di seluruh negara itu dan tahun ajaran baru kurang dari sebulan lagi, banyak siswa Amerika keturunan Asia di Ohio tengah kini bersiap menghadapi potensi serangan verbal baru atau lanjutan oleh sesama siswa ketika mereka kembali ke sekolah pada musim gugur, imbuh artikel tersebut. [Xinhua]