LHASA – Warga di Lhasa : “Pada masa ketika saya pergi ke sekolah, saya harus melalui Gedung Pos dan Telekomunikasi. Terkadang saya mengerjakan pekerjaan rumah di tangga batu gedung tersebut. Waktu itu, Gedung Pos dan Telekomunikasi dikelilingi ladang tanaman dan bukan gedung-gedung tinggi seperti sekarang. Ketika loncengnya berdentang, bunyinya dapat terdengar di seluruh Lhasa.”
Gedung Pos dan Telekomunikasi itu menjadi landmark di Lhasa selama beberapa dasawarsa.
Jam di bangunan itu pernah berfungsi sebagai titik acuan bagi penduduk setempat.
Bangunan tersebut juga menjadi saksi perkembangan telekomunikasi Tibet sejak dioperasikan pada 1979 silam.
Pada 1980-an, jaringan telepon tetap dengan kabel diluncurkan.
Kemudian pada 1990-an, jaringan telepon otomatis jarak jauh diluncurkan, baik untuk layanan domestik maupun internasional.
Gedung Pos dan Telekomunikasi tersebut, yang beroperasi siang dan malam, telah sejak lama menjadi pusat komunikasi kota itu.
ZHOU CHENGSHUANG, karyawan China Telecom Cabang Lhasa : “Saat itu, banyak orang menelepon jarak jauh dan mengirim telegram. Kami bekerja selama 24 jam setiap hari dengan mengatur empat sif guna memastikan operasi komunikasi berjalan lancar.”
Dewasa ini, Tibet hampir sepenuhnya tercakup jaringan 4G dan masyarakat setempat menikmati komunikasi modern yang canggih.
“Dari telepon rumah hingga telepon seluler, dari layanan 2G, 3G, 4G, dan bahkan hingga jangkauan 5G di Gunung Qomolangma, industri komunikasi di Tibet telah membuat kemajuan besar.”
Lonceng Gedung Pos dan Telekomunikasi itu mulai kembali berdentang pada 1 Juli.
Warga di Lhasa : “Sangat bagus bel itu dioperasikan kembali sekarang karena lonceng tersebut memiliki signifikansi yang sangat besar. Meskipun jam itu kembali berdentang, lingkungan sekitarnya sudah sangat berbeda karena dikelilingi gedung-gedung tinggi. Warga merasa bernostalgia ketika mendengar lonceng itu berbunyi.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Lhasa. (XHTV)