WASHINGTON – Defisit anggaran Amerika Serikat (AS) meroket ke angka 2,24 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp14.486) dalam sembilan bulan pertama tahun fiskal 2021, yang berakhir pada 30 September, demikian dilaporkan Departemen Keuangan AS pada Selasa (13/7).
Pendapatan federal selama periode sembilan bulan yang berakhir pada Juni melonjak menjadi 3,05 triliun dolar AS, sementara total pengeluaran naik menjadi 5,29 triliun dolar AS, yang dipicu oleh pembayaran untuk bantuan pengangguran dan program bantuan COVID-19, menurut departemen tersebut.
Sebelumnya pada bulan ini, Kantor Anggaran Kongres memperkirakan bahwa defisit anggaran Amerika Serikat untuk tahun fiskal 2021 akan mencapai 3 triliun dolar AS, mendekati 3,13 triliun dolar AS yang tercatat pada tahun fiskal 2020. Angka itu tergolong sebagai yang terbesar jika dibandingkan dengan skala ekonomi sejak Perang Dunia II.
Pihak Gedung Putih telah mengumumkan proposal anggaran senilai 6 triliun dolar AS untuk tahun fiskal 2022, yang memicu kecaman dari sejumlah anggota parlemen dari Partai Republik dan pengawas anggaran.
“Terkait paket rekonsiliasi yang lebih besar, pengeluaran dana tambahan sebesar 3 triliun, 4 triliun, atau bahkan 5 triliun, tanpa melihat peningkatan pendapatan yang kredibel atau pemangkasan pengeluaran yang cukup untuk membayarnya, sangatlah mengkhawatirkan,” kata Maya MacGuineas, Presiden Committee for a Responsible Federal Budget, dalam pernyataannya baru-baru ini.
“Dengan utang yang akan mencatat rekor baru dan ekonomi yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan, investasi skala besar dalam bentuk apa pun tidak boleh menambah utang dan instruksi rekonsiliasi harus ditambah menjadi nol,” kata MacGuineas, seraya menambahkan bahwa anggota parlemen harus menempatkan negara di jalur fiskal yang aman sebelum berdebat mengenai cara meloloskan dana sebesar triliunan dolar dalam kebijakan baru.
“Proses anggaran berada di luar kendali. Kita semua tahu kita membutuhkan proses anggaran yang lebih baik, namun mengikuti aturan yang kita miliki saat ini akan menjadi awal yang baik. Ini bukan musim panas yang tepat untuk menghabiskan anggaran,” tutur MacGuineas. [Xinhua]