NEW YORK CITY – China akan tetap menjadi kontributor utama pertumbuhan perdagangan global di tahun depan berkat terus menguatnya permintaan domestik dan impor negara itu yang didorong oleh pesanan ekspor yang solid, kata seorang pakar dari perusahaan riset investasi MRB Partner.
“Sudah jelas bahwa China akan terus memberikan dukungan yang kuat untuk ekspansi ekonomi global di masa mendatang, terutama didorong oleh konsumsi,” kata Mehran Nakhjavani, mitra pasar ekonomi berkembang (emerging market) di MRB Partners, dalam sebuah catatan penelitian baru-baru ini.
Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI), indikator kegiatan ekonomi yang dikembangkan sendiri oleh MRB, serta indikator alternatif terkait konsumsi listrik, volume kargo kereta api, dan pinjaman bank menunjukkan bahwa lonjakan ekonomi China secara luas telah mencapai puncaknya, menurut Nakhjavani.
Penjualan retail berbagai barang di China semuanya telah mencapai puncaknya dan terus bergulir, kendati demikian masih berkembang pada tingkat yang lebih cepat dibandingkan yang tercatat sebelum pandemi, kata Nakhjavani.
Kembalinya konsumsi ke tingkat yang “normal” didukung oleh penghapusan inflasi harga pangan, yang bertindak sebagai faktor penekan material untuk pengeluaran diskresioner, mengingat makanan memiliki bobot yang besar dalam keranjang konsumsi rumah tangga, kata Nakhjavani.
Pada Mei, penjualan retail secara keseluruhan di China tercatat 9,3 persen lebih tinggi dibandingkan dua tahun lalu, dengan penjualan daring (online) naik 32 persen dan penjualan mobil tumbuh 15 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019, menurut statistik yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional China.
Kinerja riil perdagangan luar negeri China sejalan dengan kembalinya kondisi normal sebelum munculnya gangguan ganda yakni perang tarif yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dan pandemi virus corona, kata Nakhjavani, seraya menambahkan bahwa data perdagangan terus dibayangi oleh efek basis (base effect) dan depresiasi nilai tukar dolar AS selama setahun terakhir.
“PMI untuk pesanan ekspor manufaktur tetap berada di wilayah ekspansi dan mendekati level tertinggi dalam enam bulan, yang merupakan tanda positif bagi perdagangan global,” kata Nakhjavani.
Sementara itu, indeks volume yang mengukur ekspor pengiriman peti kemas juga telah melewati puncaknya, dan berkembang dengan kecepatan stabil yang konsisten dengan normalitas prapandemi, katanya.
Jika tidak ada kendala logistik yang menyebabkan melonjaknya biaya peti kemas, volume yang diproses di pelabuhan China akan lebih kuat, tambah Nakhjavani.
MRB Partners tetap memberikan rating overweight (saham dengan potensi kenaikan yang lebih tinggi dibandingkan yang lain) terhadap saham China dalam portofolio ekuitas emerging market karena dampak ekspektasi pendapatan yang dikalibrasi ulang pada saham dengan kapitalisasi pasar super besar (mega-cap) akan memudar dan momentum ekonomi yang mendasarinya akan memastikan dukungan pertumbuhan pendapatan yang stabil untuk saham China. [Xinhua]