WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Jumat (9/7) mendesak Rusia bertindak untuk membubarkan kelompok-kelompok ransomware dalam pembicaraan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam pembicaraan itu, Biden berbicara soal “serangan-serangan ransomware yang dilakukan para kriminal yang berbasis di Rusia yang berdampak terhadap AS dan negara-negara lainnya di dunia,” papar Gedung Putih dalam pernyataannya terkait pembicaraan via telepon itu.
“Presiden Biden menggarisbawahi perlunya Rusia bertindak untuk membubarkan kelompok-kelompok ransomware yang beroperasi di Rusia dan menekankan bahwa dia berkomitmen terhadap upaya berkelanjutan (dalam mengatasi) ancaman lebih luas yang ditimbulkan oleh ransomware,” menurut pernyataan itu
Biden kembali menegaskan AS akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna melindungi rakyat dan infrastruktur krusialnya saat dihadapkan dengan tantangan yang terus berlanjut ini.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa kedua pemimpin itu “memuji upaya gabungan dari timnya masing-masing setelah digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AS-Rusia terkait perpanjangan bantuan kemanusiaan lintas batas untuk Suriah hari ini di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).”
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki pada Selasa (6/7) mengatakan bahwa sejumlah pejabat tinggi dari kedua negara akan menggelar pertemuan perihal serangan ransomware pekan depan.
Pembicaraan via telepon itu dilakukan usai serangan ransomware menyasar perusahaan perangkat lunak Kaseya pekan lalu dan menginfeksi lebih dari 1.500 perusahaan di seluruh dunia. Sejumlah pakar keamanan siber mengatakan bahwa sebuah kelompok kejahatan siber yang terkait dengan Rusia dan dikenal sebagai “REvil” berada di belakang serangan tersebut.
Colonial Pipeline, yang memasok 45 persen pasokan bahan bakar wilayah East Coast di AS, dan produsen daging JBS USA menjadi korban serangan ransomware serupa pada Mei lalu. [Xinhua]